JAKARTA – PT Mass Rapid Transit (MRT) fokus membebaskan lahan di Kampung Bandan, Jakarta Utara. Lahan tersebut akan dijadikan stasiun dan depo MRT Fase II (Bundaran HI-Kampung Bandan).
Pendanaan MRT Fase II mencapai Rp22,5 triliun, termasuk pembebasan lahan, pembangunan trase, pembangunan stasiun, dan depo Kampung Bandan. Anggaran tersebut telah disetujui DPRD DKI Jakarta meskipun saat ini lahan itu masih dikuasai PT KAI.
“Apakah Hak Penggunaan Lahan (HPL) tetap di PT KAI atau diberikan ke Pemprov DKI, kami belum bicara kerja sama. Kalau memang tetap milik PT KAI, kita kerjasamanya business to business,” ujar Direktur PT MRT Jakarta William Syahbandar di Balai Kota DKI Jakarta.
Baca juga: Simak! Konstruksi MRT Jakarta Capai 80,15%, Rel Kereta Terpasang 1.360 Meter
Pendanaan Rp22,5 triliun sama dengan pendanaan MRT Fase I (Lebak Bulus-Bundaran HI) yang komposisinya 49:51%. Artinya 49% menjadi tanggung jawab Pemprov DKI dan 51% tanggung jawab pemerintah pusat.
Saat ini dana tersebut sedang diproses JICA setelah disetujui DPRD dan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Nanti pemerintah akan mencicil pinjaman dana sesuai komposisinya. Dia berharap pinjaman dari bank Jepang cair pada awal 2018 sehingga MRT bisa segera melakukan tender konstruksi dan pembangunan berjalan akhir tahun 2018.
Baca juga: Menhub: MRT Akan Beroperasi Maret 2019