JAKARTA – Proyek MRT Jakarta rencananya akan beroperasi pada Maret 2019. Untuk itu, PT Mass Rapid Transit (MRT) kini tengah fokus melakukan pembebasan lahan di Kampung Bandan, Jakarta Utara.
Baca juga: Menhub: MRT Akan Beroperasi Maret 2019
Lahan tersebut rencananya akan dijadikan stasiun dan depo MRT Fase II (Bundaran HI-Kampung Bandan). Pendanaan MRT Fase II mencapai Rp22,5 triliun, termasuk pembebasan lahan, pembangunan trase, pembangunan stasiun, dan depo Kampung Bandan. Anggaran tersebut telah disetujui DPRD DKI Jakarta meskipun saat ini lahan itu masih dikuasai PT KAI.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik meminta proses pencairan pinjaman MRT ditunda sampai ada kepastian kerja sama pembangunan depo atau trasenya. Dia mendesak dana MRT Fase I diaudit terlebih dahulu. Menurutnya, PT MRT selama ini tidak memiliki rencana matang.
Baca juga: Diincar MRT, Lahan Kampung Bandan Masih Dikuasai PT KAI
Apalagi sebelumnya Pemprov DKI berencana membangun depo di kawasan Ancol. Tidak matangnya perencanaan akan menyebabkan pengeluaran anggaran semakin besar, tetapi tidak sebanding dengan demand penumpang. Hal itu terjadi dalam pembangunan LRT di Velodrom- Kelapa Gading untuk kebutuhan Asian Games.
Proyek yang sudah berjalan ini tengah disorot karena belum bisa menunjukkan trase yang pasti. Begitu juga dengan Koridor XIII bus Transjakarta Ciledug- Tendean yang di beberapa lokasi memiliki anak tangga setinggi enam lantai gedung bertingkat untuk menuju dan meninggalkan halte di jalan melayang tersebut.
Baca juga: Untuk Depo dan Stasiun, MRT Fokus Bebaskan Lahan di Kampung Bandan
“Harusnya LRT sudah dibangun jika trase lanjutannya dipastikan. Kalau tidak diteruskan, LRT Velodrom-Kelapa Gading akan menjadi proyek merugi. Ini kelemahan Pemprov DKI yang tidak melibatkan masyarakat dalam pembangunan,” ujar Taufik.
(Rizkie Fauzian)