Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Memanas! Anggota DPR Debat soal Anggaran Pertemuan IMF-WB Rp810 Miliar

Lidya Julita Sembiring , Jurnalis-Rabu, 04 Oktober 2017 |22:52 WIB
Memanas! Anggota DPR Debat soal Anggaran Pertemuan IMF-WB Rp810 Miliar
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI dengan salah satu agenda pembahasan mengenai anggaran RKAKL Kementerian Keuangan. Adapun anggaran Kemenkeu diajukan sebesar Rp45,6 triliun untuk 2018 dan telah disepakati bersama

Dari pagu anggaran tersebut, akan dialokasikan terbesar ke Sekretariat Jenderal (Sekjen) sebesar Rp19,8 triliun. Anggaran terbilang besar karena akan membiayai pertemuan tahunan IMF-WB. Anggaran pertemuan tersebut akan dibiayai Kemenkeu sebesar Rp672,59 miliar dan Bank Indonesia (BI) sebesar Rp137,41 miliar sehingga total anggaran mencapai Rp810 miliar.

Anggota Komisi XI Fraksi Gerindra Haerul Saleh mempertanyakan apakah kegiatan ini sudah di rencanakan atau merupakan kebijakan dan keputusan pemerintahan periode sebelumnya. Sebab, dia menilai anggaran tersebut terlalu besar hanya untuk penyelenggaraan ini. Ia juga menyayangkan kritik yang datang saat Indonesia sudah terpilih menjadi tuan rumah karena seharusnya kritik datang sebelum Indonesia ditetapkan.

Sebelum ia menyelesaikan tanggapannya, Komisi XI Fraksi Golkar Misbakhun memotong dan mengatakan harus melanjutkan ke pembahasan selanjutnya yakni ke kesimpulan. Dengan suasana agak memanas, pernyataan tersebut disanggah kembali oleh Haerul yang mengatakan agar Misbakhun diam saja sehingga terjadilah saling adu argumen di antara keduanya.

Baca Juga: Gunung Agung Siaga, Bagaimana Nasib Pertemuan Tahunan IMF-WB di Bali?

Berikut adalah kutipan percakapan dalam debat tersebut:
"Intruksi Pak, kita sudah langsung masuk kesimpulan, kita tidak membicarakan itu pak," kata Misbakhun.

"Pimpinan, iya intrupsinya diam dulu, saya selesaikan dulu, Kau mancing saya kau," kata Haerul.

Melihat hal ini, pimpinan Rapat Prakosa menengahi agar keduanya jangan membuat kegaduhan.

"Tidak pimpinan, ini penting, saya setuju kalau bu menteri makanya saya doakan kalau bu menteri menjadi presiden, agar kebijakannya seperti itu," ucap Haerul dan dipotong kembali oleh Misbakhun.

"Ini tidak ada subtansinya bu Menteri menjadi presiden atau tidak pak," potong Misbakhun.

Kemudian Haerul melanjutkan, dan mengatakan bahwa Sri Mulyani sendiri pasti sangat keberatan dengan anggaran untuk IMF ini karena terlalu besar sehingga ia mempertanyakan hati kecil Sri Mulyani.

"Sebetulnya hati bu menteri juga agak terusik, Pimpinan saya tidak pernah protes dengan pimpinan, hati kecil bu menteri juga menolak, anggaran ratusan miliar hanya membiayai kegiatan yang tidak jelas efeknya terhadap ekonomi kita, yang hanya akan dimanfaatkan oleh beberapa titik daerah. Kami fokus pada persoalan ini, dan saya sebetulnya sangat senang teman-teman di awal sama merasakan hal peka terhadap persoalan ini, dan kalau misalnya ada solusi yang ditawarkan saya kira itu. Dalam forum saya sudah sempat sampaikan, apa iya tidak ada jalan lagi untuk pembiayaan kegiatan ini," ucap Haerul.

"Kalau memang tidak bisa ditunda dan harus tetap dilaksanakan skemanya pembiayaan lewat APBN dan BI, kalau melihat Singapura, dia itu melibatkan 44 perusahaan besar yang berkontribusi sehingga kegiatan itu dapat terlaksana. Di daerah saja untuk meringankan APBD melibatkan stakeholdernya, apa iya kita tidak bisa melakukan hal itu, yang ingin kita kejar untuk meringankan APBN kita. Oleh karena itu saya kecewa terhadap teman-teman hanya ngomong doang," imbuhnya yang membuat Misbakhun tersulut emosi.

Baca juga: Gunung Agung Terancam Meletus, IMF-WB 2018 di Bali Pindah ke Mana?

"Protes pimpinan, dia (Haerul) tidak berhak mengomentari apapun, tidak bisa pak, saya minta dicabut kalimat itu, tidak bisa anggota mengomentari anggota lain," ucap Misbakhun.

"Protes saja lah termasuk kau sekarang (sambil nunjuk misbakhun) diam, saya tidak akan mencabut sampai mati," katanya.

Untuk mengakhiri perdebatan ini maka pimpinan rapat mengetuk palu sebanyak 4 kali untuk kembali menenangkan rapat agar kembali berjalan kondusif.

"Begini, Pak Haerul kalau ingin memberikan komentar atau pendapat substansinya jelas," kata Pimpinan Rapat.

"Substansinya ini, tolong media catat, substansinya kalau ini dipaksakan disetujui hari ini, kami tidak dapat menyetujui terkait pelaksanaan IMF-WB ini," tegas Haerul.

Baca juga: Gunung Agung di Bali 'Batuk', Menko Luhut Siapkan Lokasi Cadangan Pertemuan IMF-World Bank

Pernyataan Haerul itu kemudian mengakhiri perdebatan antara kedua anggota Komisi XI tersebut. Wakil Ketua Komisi XI Fraksi Gerindra Soepriyatno yang ada di samping pimpinan rapat mengatakan untuk melanjutkan pembahasan kesimpulan rapat yang berlangsung bersama Sri Mulyani.

"Jadi intinya itu adalah ini kita bacakan kesimpulan, nanti dalam kesimpulan ini ada nomor 2 yang dimaksud Pak Haerul itu bagaimana pelaksanaan IMF-WB efisien, makanya itu dituangkan dalam kesimpulan nomor 2, itu saja maksudnya. Kalau nanti Singapura dilakukan kerjasama 44 perusahaan, bisa enggak, intinya dimasukkan ke dalam nomor 2, kita tekankan di situ agar pemerintah efisien dan efektif dan penggunaan anggaran IMF-WB, itu ada di kesimpulan nomor 2, makanya sekarang jalan," tukasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement