JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi nasional di 2017 diproyeksikan berada di atas 5%. Hal ini karena ekspor dan perdagangan internasional tetap terjaganya. Selain itu konsumsi rumah tangga dan investasi juga tumbuh positif. Keyakinan ini yang membuat pemerintah menetapkan pertumbuhan ekonomi tahun depan 5,4%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, tingkat inflasi tetap terjaga rendah dan nilai tukar Rupiah stabil. Momentum tersebut akan terus dijaga melalui kebijakan ekonomi yang mendukung sisi permintaan agregat dan terus melakukan reformasi sektor riil untuk mendorong sisi produksi dan meningkatkan produktivitas.
Membaiknya perekonomian dunia berimbas hingga 2018. Bahkan diperkirakan akan meningkat dengan kecepatan moderat dengan terjaganya pemulihan ekonomi negara Amerika Serikat dan meningkatnya perdagangan global, meskipun masih terus dibayangi isu proteksionisme dan perlambatan tingkat permintaan dari Tiongkok, EU, dan Jepang, serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Asia.
Baca juga: Top! PDB Indonesia Tertinggi Se-Asia Tenggara, Ini Buktinya
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018 diperkirakan akan membaik pada tingkat 5,4% dengan didukung peningkatan daya beli masyarakat, konsumsi Pemerintah yang lebih produktif dan tepat sasaran, pembangunan infrastruktur dan proyek fisik, serta peningkatan peran swasta melalui kredit investasi, investasi langsung, serta peningkatan ekspor dan impor," tuturnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Tingkat inflasi pada tahun 2018 diperkirakan 3,5% dengan pengendalian Inflasi volatile food pada tingkat yang rendah. Dengan demikian daya beli dapat terus terjaga dan konsumsi tetap tumbuh sehat. "Koordinasi kebijakan fiskal-moneter-sektor riil dilakukan untuk menjaga stabilitas harga terutama dari segi pasokan, dan meningkatkan produktivitas sisi produksi,"tuturnya.
Baca Juga: Ekonomi RI Tahun Depan Ditarget 5,4% dengan Belanja Negara Rp2.220 Triliun
Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada tahun 2018 diharapkan dapat terjaga di rata-rata Rp13.400 per dolar Amerika Serikat (USD). Keyakinan pelaku usaha pada Pemerintah yang tetap menjaga kredibilitas kebijakan ekonomi nasional, perbaikan neraca pembayaran, serta penguatan cadangan devisa menjadi modal kuat. "Untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah ke depan, dengan tetap memperhatikan keseimbangan nilainya dibandingkan mata uang negara lainnya,"tuturnya.
(Rizkie Fauzian)