 
                
JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berhasil membukukan laba bersih USD61,9 juta (Rp83,5 miliar kurs rupiah Rp13.500 per USD) pada periode 3Q-2017. Posisi ini naik 216,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perusahaan juga mencatatkan kenaikan operating revenues sebesar 11,2% dari USD1,101 miliar pada Q3-2016 menjadi USD1,225 miliar pada Q3-2017.
Pertumbuhan positif tersebut didukung oleh peningkatan kinerja Perusahaan diseluruh aspek, mulai dari finansial, operasional, maupun layanan sejalan dengan penerapan strategi “5 Quick Wins”, yaitu Fleet Cost Optimization, Service Level Improvement, Routes Optimization, Channel Optimization with Focus on Digital to become IT-Based Airline, dan Enhance Revenues Management System.
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury mengungkapkan, berbagai upaya yang dilakukan perusahaan mulai menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan positif yang dicapai, terutama pada kinerja rute internasional, tingkat utilisasi pesawat, dan kontribusi pendapatan dari platform e-commerce.
Baca juga: Tak Perlu ke Singapura, London Bisa Langsung Dijangkau dari Indonesia
Secara year to date, Garuda Indonesia membukukan operating revenues sebesar USD3,111 miliar atau naik 8,6% dibanding 9M-2016 sebesar USD2,865 miliar. Sejalan dengan profit yang dicapai pada 3Q-2017, Garuda Indonesia juga berhasil menekan rugi bersih menjadi USD76,1 juta hingga 9M-2017 (di luar extraordinary items), dari sebesar USD137,9 juta (di luar extraordinary items) pada 1H-2017.
“Peningkatan operating revenues tersebut ditopang oleh tumbuhnya kinerja operasional perusahaan di pasar internasional yang tercatat di atas rata-rata kinerja maskapai Asia Pasifik,” kata Pahala pada paparan publik kinerja Garuda Indonesia Group di Kantor Pusat Garuda Indonesia di Cengkareng, Rabu (25/10/2017).
Baca Juga: Angkut 107.000 Jamaah, Penerbangan Haji Sumbang 7% Pendapatan Garuda Indonesia
Di sisi lain, perusahaan berhasil mengangkut sebanyak 3,7 juta penumpang internasional hingga 9M-2017 atau naik 12,8% dibandingkan 9M-2016 sebesar 3,3 juta penumpang. Adapun penumpang kilometer diangkut (Revenue Passenger Kilometers/RPK) meningkat sebesar 15,5%, jauh di atas rata-rata pertumbuhan RPK maskapai di Asia Pasifik sebesar 7,9%.
Pertumbuhan tersebut juga ditopang oleh adanya peningkatan yang signifikan pada kontribusi pendapatan dari platform digital Perusahaan sebesar USD450,6 juta pada 9M-2017, atau naik 7,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh adanya kenaikan jumlah download Mobile Apps Garuda Indonesia sebesar 698,000 unduhan sepanjang 9M-2017, sehingga total unduhan aplikasi mobile tersebut sejak pertama kali diluncurkan hingga saat ini telah mencapai 2 juta unduhan.
Baca juga: Angkut 107.000 Jamaah, Penerbangan Haji Sumbang 7% Pendapatan Garuda Indonesia
Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan pendapatan kargo sebesar 9,6% menjadi sebesar USD170,8 juta pada 9M-2017. Selain itu, sejalan dengan program Revenues Management System Enhancement, Perusahaan juga berhasil membukukan peningkatan ancillary revenues sebesar 19% menjadi USD53,9 juta pada 9M-2017.
Pengangkutan kargo Garuda Indonesia juga tercatat mengalami kenaikan 8,1% menjadi sebesar 104,700 ton pada 3Q-2017, dari sebelumnya sebesar 96,900 ton pada periode 3Q-2016. Secara year to date, Perusahaan berhasil mengangkut sebanyak 324,100 ton hingga 9M-2017, naik 9,8% dari periode 9M-2016 sebesar 295,200 ton.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)