Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Saham Sudah Turun 60%, Dirut Rimo Tetap Tak Ambil Pusing

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Jum'at, 10 November 2017 |19:27 WIB
   Saham Sudah Turun 60%, Dirut Rimo Tetap Tak Ambil Pusing
RUPS RIMO. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Harga saham PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) terus bergerak merosot hingga 60,3% sejak awal November atau dalam waktu seminggu menjadi Rp254 dari sebelumnya Rp630. Bahkan pada penutupan perdagangan kemarin, emiten berkode RIMO ini merosot hingga Rp192 per lembar.

Kondisi ini sempat di duga adanya ada kemungkinan transaksi gadai saham atau Repurchase Agreement (Repo) yang dilakukan oleh pemegang saham perseroan sehingga menyebabkan jatuhnya harga saham RIMO.

Baca juga: Kembali Merosot, Saham RIMO Lagi-Lagi Disuspensi BEI!

Menanggapi hal ini Direktur Utama PT Rimo International Lestari Teddy Tjokro Sapoetra menyatakan Perseroan tidak mengetahui informasi mengenai REPO yang dilakukan pemegang saham, menurutnya hal itu adalah bagian yang hanya diketahui oleh para investor.

"Repo itu kan gadai saham, gadai saham itu urusannya pemegang saham yang tahu. Saya rasa investor ini beli saham, sahamnya di Repo-in saya juga kan enggak tahu," ungkapnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/11/2017)

Teddy pun menegaskan transaksi Repo bukanlah ranah manajemen perusahaan, sehingga dia tidak mengetahui siapa investor yang melakukan repo. "Pemegang saham yang punya kerjaan, tapi kan saya juga tau yang mana pemegang saham yang melakukan Repo, itu urusan pemegang saham bukan menejemen," tambahnya.

Baca Juga: Saham Terjun Bebas, Dirut Rimo: Kita Masih Punya Capital Gain

Menurut Teddy, tren penurunan harga saham RIMO semata-mata hanya karena mekanisme dari pasar saham. "Penurunan harga saham terjadi karena mekanisme pasar. Perseroan tidak pernah mengetahui aktifitas pergerakkan saham langsung dari pemegang saham perseroan," ujarnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement