Venezuela dan perusahaan minyak milik negara, PDVSA, berutang lebih dari USD60 miliar untuk obligasi. Secara total, negara ini berutang jauh lebih banyak, mencapai USD196 miliar, menurut sebuah makalah yang diterbitkan oleh Harvard Law Roundtable dan ditulis oleh pengacara Mark Walker dan Richard Cooper.
Di luar pembayaran obligasi, Venezuela berutang uang ke China, Rusia, penyedia layanan minyak, maskapai AS dan banyak entitas lainnya. Bank sentral negara tersebut hanya memiliki cadangan USD9,6 miliar karena telah dengan perlahan menguras rekening banknya selama bertahun-tahun untuk melakukan pembayaran.
Pengumuman default S&P datang setelah pejabat pemerintah Venezuela bertemu dengan pemegang obligasi di Caracas. Pertemuan tersebut kabarnya singkat dan tidak memberikan kejelasan bagaimana pemerintah berencana merestrukturisasi utangnya.
Pemerintah Venezuela pun menyalahkan "perang ekonomi" yang telah berlangsung lama yang dilancarkan oleh AS Baru-baru ini, pemerintah Trump telah membuat sanksi finansial terhadap Venezuela dan PDVSA, melarang bank-bank di AS melakukan perdagangan atau investasi di negara tersebut.
Namun para ahli mengatakan, rezim sosialis Venezuela yang telah berkuasa sejak 1999 menanggung beban kesalahan tersebut. Selama bertahun-tahun, para pemimpin Venezuela juga memperbaiki nilai tukar mata uang mereka, bolivar. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa inflasi di Venezuela akan mencapai 650% tahun ini dan 2.300% di 2018.
(Martin Bagya Kertiyasa)