JAKARTA - Pertumbuhan pasar properti tahun ini membawa dampak positif bagi industri pendukungnya, salah satunya industri furnitur. Menurut Executive Director Malinda Furniture Gallery (MFG) Andy Lim, meski pertumbuhan tidak sebesar tahun lalu, namun produk furnitur khususnya kelas atas masih diburu konsumen.
 Baca juga: Kemenperin: Pasar Furnitur Dalam Negeri Belum Digarap Secara Optimal!
"Furitur asal Amerika Serikat yang sederhana dan elegan saat ini menjadi salah satu produk yang disukai konsumen Indonesia," tegas Andy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/11/2017). Dia mengatakan, MFG sendiri membuka Malinda Design Center (MDC) yang menjadi rujukan bagi ritel furnitur dengan kehadiran beberapa brand besar.
"Kami lebih menyasar konsumen high end di Tanah Air," paparnya.
 Baca juga: Ini Dia Tips Beli Furnitur Online agar Tidak Tertipu
Menurut Andy, kondisi politik di Tanah Air dengan adanya perhelatan pemilihan kepala daerah tahun depan diyakini tak akan memberikan dampak signifikan terhadap pasar furnitur kelas atas. Sebab, masyarakat kelas atas diyakini masih memiliki daya beli tinggi.
Hanya saja, kata dia, saat ini masyarakat kelas atas masih menggunakan dananya di instrumen lain. "Daya beli masih tinggi, pertumbuhan ekonomi bagus. Konsumen furnitur mewah tak hanya dari Jakarta, tapi juga Surabaya dan Medan, bahkan sampai Papua," ungkap Andy.
 Baca juga: Perusahaan Furnitur asal Rusia Ini Bayar Pekerja untuk Duduk di Sofa Loh
Stabilnya kondisi perekonomian Indonesia inilah, kata Andy, yang membuat Bernhardt salah satu produsen furnitur Amerika Serikat (AS) membuka outlet di MFG Kemang. Beberapa produk furnitur premium dipasarkan di MFG. "Kami menghadirkan banyak konsep klasik untuk konsumen Indonesia," kata Director of Sales International Bernhardt, Peter Hancock.
Follow Berita Okezone di Google News
(rzy)