JAKARTA - Para pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) menyayangkan harga tanah yang semakin hari terus mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan para pengembang kesulitan untuk membangun rumah murah khusus Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Apalagi pemerintah telah mematok harga rumah murah yang dikhususkan untuk masyarakat MBR tersebut. Sekarang ini diberitakan harga tanah naik 22% hingga 33% per tahun. Seharusnya pemerintah sendiri melakukan pembangunan infrastruktur secara merata. Agar semua kalangan masyarakat dapat mempunyai rumah pribadi.
Wakil Ketua Umum Bidang Tata Ruang Real Estate Indonesia (REI) Hari Gani mengatakan, pihaknya telah mengajukan usulan kepada pemerintah agar para pengembang bisa membangun di pusat kota tanpa terpengaruh harga tanah yang mahal, yaitu dengan cara pemerintah menyediakan zona khusus untuk pembangunan rumah subsidi di pusat ataupun dekat kota.
Sekarang bagaimana tanggapan masyarakat dengan naiknya harga tanah tiap tahun? Apa imbas yang dirasakan masyarakat? Berikut kata mereka:
1. Bhima Yudhistira, Pengamat Ekonomi
Kenaikan tanah di Indonesia khususnya Jabodetabek dan Bali memang cukup liar. Ini disebabkan karena ulah spekulasi tanah yang tidak terkontrol oleh pemerintah. Dampaknya di Jakarta sebesar 50% masyarakat tidak punya rumah karena harga lahan mahal.