JAKARTA - Grab Indonesia telah mengakuisisi seluruh bisnis Uber di Asia Tenggara, termasuk Uber East. Hal ini untuk mendorong pencapaian dari masing-masing perusahaan.
Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan, akuisisi ini berguna untuk dapat lebih inklusif dan mudah diakses serta memahami pelanggan. Serta, inovasi produk yang dapat menjawab setiap kebutuhan konsumen.
"Sekarang, akuisisi Grab terhadap Uber berarti kami akan menciptakan platform yang akan melayani masyarakat Indonesia dengan lebih baik," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (26/3/2018).
Sebagai satu kesatuan,lanjutnya, Uber akan dapat menggabungkan kekuatan kedua perusahaan tersebut ke dalam platform terpadu. "Di mana akan melayani kebutuhan perjalanan, pengantaran dan pembayaran jutaan orang setiap harinya di 117 kota di Indonesia," ujarnya.
Lalu, Pendiri Uber Technologies Inc Travis Kalanick, yang mundur sebagai chief executive pada bulan Juni, akan menjual hampir sepertiga sahamnya di perusahaan jasa transportasi berbasis aplikasi tersebut dengan nilai 1,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Penjualan saham Kalanick adalah bagian dari kesepakatan dengan sekelompok investor yang dipimpin oleh SoftBank Group Corp, yang mengambil 17,5% saham di Uber, sebagian besar dengan membeli saham dari investor awal dan karyawan.
Sayangnya, akuisisi tersebut nampaknya akan mendapatkan hambatan. Pasalnya, Komisi Persaingan Singapura (Commission of Singapore/CCS) mengatakan bahwa undang-undang persaingan Singapura melarang merger yang berujung pada pengurangan kompetisi yang substansial.
Melansir Business Insider, Selasa (27/3/2018), saat ini otoritas persaingan Singapura belum menerima pemberitahuan tentang merger. Mereka pun telah meminta kedua belah pihak untuk memperjelas rinciannya.
Karena Grab telah mengakuisisi Perusahaan Uber di Asia Tenggara, mendapatkan banyak tanggapan dari masyarakat, berikut lata mereka:
1. Suci Cahyani (21) Mahasiswa
Sebenarnya kalau misalkan kontrak antara Uber dan Grabnya kan aku nggak tahu, tapi kalau menurut aku itu wajar saja, jadi Uber sahamnya pindah ke Grab kan dan Grab juga merefresh ulang. Pemegang saham tertinggi kan sekarang Grab, jadi nggak salah Grab kalau ngeakuisis dan menerapkan kebijakan baru di Uber, karena yang megang perusahaannya sekarang kan Grab.
Selain itu juga, kalau hal tersebut lancar, jadi Grab juga dapat dapat untung lebih besar karena megang dua sekaligus.