Hal senada disampaikan Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan, Mukti Sardjono, yang menyebutkan bahwa ekspor minyak kelapa sawit Indonesia (CPO) sudah lebih dari 20 juta ton. Namun, Indonesia harus lebih kuat mempromosikan produksi minyak kelapa sawit yang berkelanjutan.
"Kita punya dasar CPO kita lebih berkelanjutan dari Malaysia. Mereka dalam melakukan promosi jauh lebih giat. Berita terakhir ISPO kita paling rendah kualitasnya," kata Mukti.
Mukti menambahkan CPO merupakan salah satu komoditas yang paling disoroti dari segi aspek lingkungan karena dinilai penyebab penggundulan hutan (deforestasi) dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim global.
Namun, perluasan lahan yang paling besar justru ada pada komoditas kedelai dan bunga matahari seluas 150 juta hektare, sementara penggunaan lahan CPO Indonesia dan Malaysia disebut efisien karena hanya memakan luas 11,5 juta ha. (ulf)
(Rani Hardjanti)