Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fintech Mulai Merajalela, APEI Khawatir Fungsi Broker Tersingkir

Ulfa Arieza , Jurnalis-Jum'at, 15 Desember 2017 |16:57 WIB
Fintech Mulai Merajalela, APEI Khawatir Fungsi <i>Broker</i> Tersingkir
Ilustrasi BEI. (Foto: Okezone)
A
A
A

BALI - Perkembangan teknologi digital memberikan dampak bagi hampir seluruh aspek, sehingga diperlukan adaptasi dan inovasi untuk merespon kemunculan teknologi digital. Ibarat dua sisi mata uang, kehadiran teknologi digital memberikan dampak positif dan negatif.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) John C.P Tambunan mengungkapkan sedikit kekhawatirannya terhadap financial technology atau fintech, bagi profesi pialang saham pada sebuah perusahaan efek. Menurut dia, dengan perkembangan digital, setiap investor telah memiliki akses terhadap transaksi di pasar modal.

"Masing - masing orang sudah punya SID, bukan tidak mungkin suatu saat fungsi broker tidak ada lagi kecuali dia pemegang saham. Fungsi itu hilang digantikan oleh mesin dengan Iphone. Di OJK sendiri fintech menjadi sesuatu yang sangat menarik sekarang," ujarnya di sela -sela pelatihan wartaean pasar modal, di Bali, Jumat (15/12/2017).

Baca Juga: Atur Perkembangan Fintech, BI Keluarkan 2 Peraturan Anyar

Dalam kesempatan yang sama, Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Octavianus Budiyanto mengatakan, otoritas terkait pasar modal dalam hal ini adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) perlu menyoroti perkembangan fintech itu.

Menurutnya, kehadiran fintech tidak dapat dianggap remeh, karena saat ini tren trasaksi saham di bursa 60% itu dilakukan oleh investor domestik. "Kita sudah melakukan hearing dengan OJK dalam hal ini pak Hoesen, dan beliau sangat setuju bahwa fungsi intermediate di sini harus dikuatkan," jelas dia.

Tidak hanya peraturan saja, yang lebih penting adalah kesiapan dari infrastruktur teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam menghadapi gempuran teknologi digital.

"Skill itu meliputi analisa pasar modal, melakukan analisa dengan baik dan benar sehingga kita harus membuat pasar modal ini yang sangat simple kalau ada gula pasti ada semut," kata dia.

Baca Juga: Benahi Fintech, BI Bakal Atur Bitcoin Cs Tahun Depan

"Ini tugas kita melakukan konversi, masyarakat selama ini lebih sifatnya saving account harus kita ubah menjadi investment account. Tapi kita harus ingatkan juga jangan sampai uang jangka pendek untuk investasi , ini tidak tepat juga," tukas dia.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement