Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pemerintah Amerika Serikat Bangun Gedung Kedutaan Senilai Rp13,6 Triliun di London

Koran SINDO , Jurnalis-Minggu, 24 Desember 2017 |12:37 WIB
Pemerintah Amerika Serikat Bangun Gedung Kedutaan Senilai Rp13,6 Triliun di London
Gedung Kaca (Ilustrasi: Shutterstock)
A
A
A

Gantikan Kantor Lama

AS sebelumnya menjalankan misi diplomatik di Grosvenor Square, Mayfair, London, yang berdiri sejak 1960. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS memperhitungkan biaya renovasi dan pemasangan alat keamanan terbaru di kantor lama akan sangat mahal sehingga mereka lebih memilih membangun gedung baru.

Kedubes AS di Grosvenor Square diputuskan untuk ditransformasi menjadi pusat perhotelan dan ritel senilai 1 miliar poundsterling (Rp18triliun) oleh perusahaan real estate Qatari Diar. Selama Perang Dunia II, Grosvenor Square dikenal sebagai Little America karena menjadi pusat markas militer Jenderal Dwight D Eisenhower.

Baca Juga: Pangeran Arab Borong Rumah Termahal, Yacht dan Lukisan Leonardo da Vinci Rp16 Triliun

Luas ruang Kedubes AS yang baru di Nine Elms dua kali lipat dari Kedubes AS di Grosvenor Square, yakni mencapai 518.000 kaki persegi. Kedubes itu diklaim sebagai kedubes termewah dan termahal. Biayanya hampir setara dengan pembangunan Kedubes AS di Afghanistan dan Irak. Di kedua negaraitu, ASmenggelo ntor kan dana USD792 juta (Rp10,7 triliun) dan USD750 juta (Rp10 triliun).

Pelaksana Direktur Biro Operasi Bangunan Luar Negeri AS William Moser mengata kan, seluruh biaya pembangunan kedubes baru, termasuk pembebasan lahan, dibayar dari penjualan properti Pemerintah AS di Inggris. “Gedung tersebut dibangun tanpa menggunakan uang rakyat,” kata mantan Dubes AS untuk Moldova itu.

Ramah Lingkungan

Gedung kedubes baru AS dirancang dengan kesan megah dan berwibawa. Desainnya terlihat modern. Bangunan itu menggunakan bahan bebas karbon sehingga ramah lingkungan. Limpasan air yang sudah digunakan akan mengalir membentuk air terjun. Gedung itu juga dapat memproduksi energi sendiri dengan menggunakan sistem pembangkit tenaga surya dalam jangka panjang.

Tidak seperti kebanyakan bangunan kaca, gedung baru Kedubes AS dilengkapi material scrim plastik ringan mirip kain layar perahu. Komposisinya tidak berbeda jauh dengan plastik berbahan dasar fluorin Etfe yang juga digunakan dalam bangunan Beijing National Aquatic Center. Scrim itu tertancap dengan sel foto voltaik.

Scrim tersebut pada dasarnya berfungsi untuk menyerap sinar matahari sehingga ruangan interior tidak terlalu panas. Siripnya terjepit dalam jarak yang sempit hingga membentuk riak.

Baca Juga: Generasi Milenial Didorong Investasi Properti hingga Prediksi di Tahun Politik

“Struktur kaca ini menjabarkan inti dari nilai-nilai demokrasi, yakni transparansi, keterbukaan, dan persamaan,“ ungkap Kemlu AS.

Kedubes baru AS juga dilengkapi enam taman yang terletak di dalam dan luar ruangan. Semua taman di dalam ruangan merupakan representasi dari sebagian pemandangan alam paling terkenal di AS. Sebut saja Canyonland, garis pantai selatan Gulf Coast, Mid w est, Lembah Sungai Poto mac, Pantai Pasifik, dan Atlantik Tengah. Namun bangunan itu tidak memiliki pembatas keamanan yang tinggi.

Sebagai gantinya, tender perusahaan konstruksi Kieran Timberlake membuat taman umum dan telaga disekelilingnya. James Timberlake dari Kieran Timberlake mengatakan semua itu sudah memenuhi dan melampaui persyaratan keamanan.

“Kami menggunakan elemen alam dan seni taman yang banyak digunakan selama beberapa abad lalu sebagai perlengkapan keamanan. Kami tidak membangun dinding tembok atau pagar,” kata Kieran

Beberapa kedubes AS yang dibangun pada abad ke-21 mengundang banyak kritik karena terkesan terlalu paranoid.

(Muh Shamil)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement