LONDON - Bagi kebanyakan investor real estat internasional, London tidak lagi menjadi primadona untuk berinvestasi. Sejak Inggris meninggalkan Uni Eropa (Britain Exit/Brexit) pada Juni, arus investasi yang masuk ke properti komersial London telah menurun setengahnya bila dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, ada kelompok investor yang mampu membuktikan secara nyata bahwa properti komersial di London tidak sedemikian jeleknya, yakni investor dari China dan Hong Kong. Investor dari kedua negara ini tidak terpengaruh oleh Brexit, bahkan terus menanamkan asetnya di beberapa penjuru kota London dan West End.
Dilansir dari laman Financial Times, Sabtu (30/12/2016), Kepala Pasar Modal Internasional CBRE Chris Brett mengatakan permintaan properti dari investor China setidaknya saat ini sama banyaknya dengan Hong Kong. Saat ini, ada sekitar 4,5 miliar poundsterling atau setara Rp74,3 triliun (mengacu kurs Rp16.508 per poundsterling) ekuitas ditargetkan masuk ke London dari para investor Hong Kong.
"Ini adalah kegiatan yang paling sering kita lihat dari setiap pembeli internasional," ujarnya.
Arus masuk ini membantu untuk membatasi penurunan keseluruhan dalam pembelian luar negeri sejak referendum Uni Eropa.