DENPASAR - Bali menghasilkan devisa sebesar USD1,34 juta dari ekspor barang-barang rajutan selama bulan Oktober 2017, meningkat USD71.398 atau 5,62 persen dibanding bulan sebelumnya (September 2017) yang tercatat USD1,27 juta.
"Namun dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya perolehan devisa itu meningkat USD188.660 atau 16,35 persen, karena Oktober 2016 pengiriman barang-barang rajutan itu hanya menghasilkan USD1,15 juta," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Gede Nyoman Subadri di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, barang-barang rajutan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali yang menggeluti usaha skala rumah tangga itu mampu memberikan kontribusi sebesar 2,82 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar USD47,69 juta selama bulan Oktober 2017, meningkat USD2,72 juta atau 6,05 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat USD44,69 juta.
Namun dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya merosot hingga 6,08 juta dolar AS atau 11,31 persen, karena Oktober 2017 pengapalan barang-barang rajutan itu menghasilkan devisa sebesar 53,77 juta dolar AS.
I Gede Nyoman Subadri menjelaskan pasaran Singapura menyerap paling banyak barang-barang rajutan dari Bali yang mencapai 26,10 persen, menyusul Amerika Serikat 18,65 persen, Hong Kong 16,08 persen, Australia 8,76 persen, Thailand 6,38 persen dan China 1,02 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Jepang 1,80 persen, Jerman 0,68 persen, Belanda 0,09 persen dan 20,43 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.
I Gede Nyoman Subadri menambahkan, Bali pada bulan Oktober 2017 juga mengapalkan pakaian jadi bukan rajutan sebesar USD6,19 juta, meningkat USD720.268 atau 12,99 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat USD5,47 juta.
Namun dibanding bulan sebelumnya (September 2017) tercatat menurun sebesar USD244.624 atau 3,80 persen, karena pengapalan aneka jenis pakaian pada bulan September 2017 itu menghasilkan devisa sebesar USD6,44 juta.
(Fakhri Rezy)