 
                
JAKARTA – Spekulasi mengenai bitcoin telah berubah menjadi gelembung (bubble) terbesar dalam sejarah keuangan Turki. Hal ini terjadi karena nilainya yang melonjak lebih dari 17 kali lipat yang menjadi USD17.578 pada tahun ini.
Menanggapi hal ini, CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan jenuh dengan pernyataan yang mengatakan bitcoin bubble.
“Saya sudah bosan sih dengar masalah bitcoin disebut bubble dari sejak harga USD100,” jelas Oscar kepada Okezone.
Baca Juga: Bitcoin Jadi Bubble Terbesar di Sejarah Keuangan Turki
Tidak hanya itu, mengenai potensi di Indonesia juga mengalami bubble, ia mengatakan untuk menunggu. Dia tidak mau secara gegabah mengatakan masa depan bitcoin akan baik atau akan hancur.
“Ya kita lihat saja beberapa tahun lagi bagaimana masa depan bitcoin,” tegasnya.
Baca Juga: Belum Diputuskan, OJK Masih Bahas Status Bitcoin dengan BI
Diketahui sebelumnya, Gubernur Bank Sentral Murat Cetinkaya mengatakan, mata uang digital dapat berkontribusi pada stabilitas keuangan jika dirancang dengan baik. Bahkan ketika mereka menimbulkan risiko baru terhadap bank sentral dalam hal pengendalian pasokan uang dan stabilitas harga.
Tidak hanya itu Bank Sentral di Ankara juga telah membentuk kelompok kerja mata uang digital dengan pelaku pasar, kebijakan, dan regulator. Namun, Dewan Pasar Modal selaku regulator pasar di Turki, memerintahkan broker untuk tidak melakukan perdagangan di dalamnya.
Pasalnya, menurut Bloomberg, bitcoin diperdagangkan mendekati harga USD16.750 saat pukul 24.00 Istanbul, dan turun 2,8% pada hari itu. Menurut Badan Anadolu yang dikelola negara, mengutip sebuah keputusan yang diambil pada sebuah pertemuan pada 27 November.
(Dani Jumadil Akhir)