Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Ripple, Mata Uang Digital Saingan Bitcoin

Anisa Anindita , Jurnalis-Rabu, 03 Januari 2018 |14:15 WIB
Mengenal Ripple, Mata Uang Digital Saingan Bitcoin
Ilustrasi: (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Bitcoin dalam beberapa pekan terakhir telah menjadi perhatian, pasalnya mata uang digital paling berharga kedua menjadi pusat perhatian masyarakat dunia. Hal itu yang membuat kriptografi lain, seperti litecoin, dan etherum menjadi momen tertentu dalam pasar.

Selain itu, menurut Coinmarketcap, ripple sekarang bernilai sekitar USD2,60 dengan pangsa pasar lebih dari USD100 miliar. Sedangkan, pada awal bulan Desember 2017 perdagangan hanya di angka 25 sen. Bahkan, dari lonjakan tersebut,bitcoin diperdagangkan sekitar USD15.000, dengan selisih pasar lebih dari USD250 miliar.

Baca Juga: Libur Natal, NXT Jadi Tren Kalahkan Pamor Bitcoin

Lalu, apakah kegilaan ini hanya karena dikuasai oleh satu perusahaan? Ripple yang berbasis di San Fransisco memberikan laporan bahwa eksekutif Ripple saat ini telah menjadi miliarder.

Sebagai informasi bahwa Ripple diluncurkan pada tahun 2012, di mana untuk memfasilitasi transaksi keuangan global. Hal itu memberikan perbedaan dibandingkan dengan platform mata uang digital lainnya yang terkoneksi oleh bank yang sah. Pasalnya, perusahaan yang menggunakan platform Ripple diantaranya Santander (SANPRA), Bank of America (BAC), dan UBS (UBS).

Baca Juga: Bos Bitcoin Indonesia: Saya Bosan Dengar Bitcoin Disebut Bubble sejak Harga USD100

Kendati demikian, dalam beberapa pekan terakhir ini, perusahaan jasa keuangan di Jepang, dan Korea Selatan telah mengadopsi teknologi Ripple, di mana untuk membantu meningkatkan harga kripton di negaranya.

Menurut Kepala Penelitian di Perusahaan Investasi Blockchain Momentum, Stephen Powaga bahwa kehebohan dari beberapa kripto tersebut memiliki biaya transaksi yang relatif rendah, serta membuat bitcoin populer saat orang mulai mencari alternatif untuk bitcoin. “Tidak seperti Bitcoin, riak tidak dibuat atau ditambang,” ucapnya. Hal itu menciptakan 100 miliar koin kehebohan pada awalnya, dan 38 miliar diantaranya yang beredar saat ini. Namun, manajemen riak bisa melepaskan hingga 1 miliar koin per bulan, yang diprediksi oleh Powaga dapat melebihi target dari pasar.

Baca Juga: Demam Bitcoin Tak Mampu Saingi Animo Investasi di Pasar Saham

"Ini agak berkenaan dengan saya karena jika mereka memilih untuk melepaskan mereka secepat mungkin, dalam waktu sedikit di atas empat tahun, Anda akan melihat lebih dari dua kali lipat deru ripple," katanya. “Itu bisa menekan harga. Saya tidak yakin bahwa beberapa pelaku pasar yang baru sepenuhnya menghargai potensi inflasi," lanjut Powaga.

Sementara itu, tambah Powaga, pembayaran lintas batas yang bisa memakan waktu berjam-jam dengan bitcoin, bahkan berhari-hari dengan transaksi keuangan tradisional dapat dilakukan dalam hitungan detik dengan riak. Layaknya Bitcoin, RippleNet juga menggunakan teknologi Blockchain.

Sebagai informasi bahwa Blockchain ialah suku besar yang berisi data transaksi dari siapapun yang menggunakan layanan ini. Transaksi ditambahkan ke “blok”, atau tautan kode yang membentuk rantai, serta setiap transaksi haru dicatat di dalam blok.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement