JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo sempat mengungkapkan jumlah cadangan devisa hingga akhir Desember 2017 sebesar USD130 miliar.
Pernyataan tersebut disampaikan Agus usai mengikuti rapat kordinasi mengenai Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian.
"Per Desember 2017 sebesar USD130 miliar, detailnya nanti," kata Agus Martowardojo, Kamis, 4 Januari 2017.
Baca juga: Cetak Rekor, Cadangan Devisa Naik USD4,03 Miliar Jadi USD130 Miliar di 2017
Dalam pernyataan kemarin, Agus belum menjelaskan penyebab kenaikan cadangan devisa tersebut.
Adapun Bank Sentral akan merilis posisi cadangan devisa Desember 2017 secara detail pada 8 Januari 2017.
Saat ditemui di lingkungan Kantor BI, pada hari ini, ketika wartawan mempertanyakan lebih lanjut mengenai cadangan devisa senilai USD130 miliar, Agus enggan berkomentar. Pasalnya, kata dia, pernyataan tersebut adalah ketidaksengajaan.
"Saya enggak komentar itu ya. Kemarin keceplosan. Enggak apa-apa. Kemarin udah keceplosan, sekarang enggak boleh," kelakarnya kepada wartawan di BI, Jakarta, Jumat (5/1/2018).
Baca juga: Cetak Rekor, Cadangan Devisa Naik USD4,03 Miliar Jadi USD130 Miliar di 2017
Dia pun berseloroh dengan menyatakan kesalahan tersebut akibat wartawan yang terus mengejarnya dengan pertanyaan-pertanyaan. "Kemarin kamu rewel-rewel (bertanya-tanya) pas aku mau masuk mobil, jadi ngomong," selorohnya kepada para wartawan.
Agus pun memastikan penjelasan mengenai cadangan devisa akan diberikan pada tanggal 8 Januari mendatang.
"Nanti yah tanggal 8 (Januari) akan saya jelaskan," pungkasnya.
Untuk diketahui, posisi cadangan devisa mencerminkan daya stabilitas nilai tukar Rupiah. Selama Desember 2017, jika melihat kurs refrensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), posisi nilai tukar rupiah relatif stabil di kisaran Rp13.500 per USD.
Jika melihat realisasi 2017, sepanjang tahun lalu, nilai tukar rupiah hanya terdepresiasi 0,78%, menurut data hingga 21 Desember 2017. Besaran depresiasi yang di bawah satu persen, menurut Agus, mencerminkan stabilitas nilai tukar rupiah yang semakin terjaga dibanding 2016.
Sedangkan dari tingkat gejolak nilai tukar atau volatilitas rupiah, sejak Januari 2017 hingga pertengahan Desember 2017, volatilitas rupiah di bawah 3%. Adapun, tingkat volatilitas Rupiah itu sejajar dengan ringgit Malaysia dan peso Filipina yang juga menurun volatilitasnya pada tahun ini dibandingkan tahun lalu.
(Dani Jumadil Akhir)