JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan proses imbal dagang atau barter pesawat Sukhoi dengan sejumlah komoditas perkebunan Indonesia masih dalam tahap pembahasan. Pasalnya Indonesia masih menunggu keputusan Rusia terkait kapan proses barter dilakukan dengan komoditas yang diinginkan.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, koordinasi tetap dilakukan. Namun memang dari Rusia pembahasan masih lambat sehingga belum diketahui kapan akan selesai.
Baca Juga: Mendag: Pengusaha Indonesia-Chile Bisa Cari Peluang untuk Perluas Investasi
"Enggak tahu (menunggu Rusia). Ini kan sudah awal tahun, berarti alot di sananya (Rusia)," ungkapnya di Kemendag, ditulis Jumat (5/1/2018).
Selain itu, untuk komoditas yang diinginkan pihak Rusia sudah disiapkan oleh RI. Namun untuk bisa berlanjut ke tahap barter, dia menyatakan harus ada perjanjian yang disepakati bersama.
Baca Juga: Gandeng Polri, Kemendag Tingkatkan Pengawasan dan Pengamanan Perdagangan
"Intinya kalau untuk imbal dagang kita menunggu main kontraknya ditandatangani. Jadi nanti bolanya ada di Kemenham," jelasnya.
"Sudah saling diinformasikan (keinginan masing-masing), tapi semua keputusannya tergantung main kontrak. Tapi sudah saling di informasikan kita yang komoditi siap apa, mereka tertarik apa itu sudah disiapkan," imbuhnya.
Baca Juga: Indonesia-Chile Tanda Tangani Kerjasama Ekonomi Komprehensif
Oke kembali menekankan, Indonesia selalu siap dengan permintaan komoditas dari Rusia. Hanya saja hingga saat ini belum ada kesepakatan bersama sehingga penandatanganan perjanjian belum dilakukan.
"Iya, jadi menunggu main kontrak, jadi begitu main kontrak di tanda tangan baru yang lainnya akan bergerak cepat. Kalau saya pada prinsipnya kita siap dan itu adalah salah satu instrumen untuk mendongkrak ekspor kita. Kita ingin cepat," tukasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)