Gara-Gara Malaysia, Pertemuan Negara Penghasil CPO Ditunda

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Enggartisto Lukita mengatakan batalnya pertemuan tersebut dikarenakan ada beberapa catatan yang harus diperbaiki oleh Malaysia. Pasalnya, ada beberapa hal dari Malaysia yang masih belum siap untuk menggelar acara tersebut.

Salah satu yang harus dibenahi adalah masalah produksi biodiesel yang belum dilakukan oleh Malaysia. Karena selama ini campuran yang dilakukan oleh Malaysia ke dalam Solar baru mencapai 5% (B5) sedangkan Indonesia sudah memproduksi atau mencapai sebanyak 20% (B20). "Kami sepakati bagaimana menyikapi Malaysia, ada beberapa catatan yang harus dibenahi karena belum siap," ucapnya.

Baca Juga: Konsultasi Tahunan, Indonesia dan Malaysia Akan Satukan Kekuatan Dukung CPO

Senada dengan Enggar, Wakil Ketua Umum Kadin bidang Agribisinis, Pangan dan Kehutanan Franky Widjaja saat ini titik eksplorasi sawit Malaysia baru mencapai B10. Padahal selama ini sudah disepakati jika peningkatan produksi harus mencapai B20. "Peningkatan produksi B20 harus dikejar untuk menyeimbangkan permintaan konsumen. Jadi memang komunikasi harus ditingkatkan," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Agro Panggah Susanto mengatakan, pembentukan CPOPC dibentuk untuk menghadapi isu kelapa sawit dari luar negeri khususnya wilayah Eropa. Sehingga sudah sewajarnya seluruh negara yang ada dalam naungan dari organisasi ini untuk didorong untuk memproduksi B20. "Malaysia ini belum (B20). Jadi kami menunda minsterial meeting untuk meluruskan kembali," jelasnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)