JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri pertemuan tahunan industri jasa keuangan 2018 yang dihelat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Orang nomor satu di Indonesia ini sedikit memperingatkan soal perkembangan industri 4.0.
Presiden mengatakan, seluruh pihak baik industri keuangan dan lainnya harus berhati-hati terhadap revolusi industri 4.0, di mana basisnya bukan lagi tenaga kerja tapi digitilaisasi. Dalam revolusi industri tersebut, semua ilmu seperti komputer, analisa data hingga perwujudan teknologi fisik bisa dihadirkan.
Baca juga: OJK Segera Rilis Aturan Terkait Crowdfunding
"Jadi kita harus hati-hati ini. Industri keuangan juga harus bersiap diri menyongsong revolusi industri keempat ini," tuturnya, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (18/1/2018).
Jokowi melanjutkan, dulu negara dengan jumlah penduduk banyak takut akan tidak tercukupinya pangan akibat luas bidang tanah yang semakin berkurang. Namun, di era industri 4.0 dikembangkan bio-teknologi.
Baca juga: Potensi Ekonomi Digital Indonesia Sangat Besar
"Contoh sekarang lahan sempit bisa jadi sumber pangan kaya Belanda kembangkan bio teknologi. Mulai dari rekayasa lahan, dan lainnya. Jadi kesulitan pangan menurut saya tidak akan terjadi," tuturnya.
Menurutnya, ke depan pekerja juga tidak mesti ke kantor. Malahan, perusahaan yang memiliki kantor-kantor besar mesti hati-hati terhadap perkembangan industri 4.0, karena di manapun sekarang sudah bisa kerja.
"Anak saya kalau sudah pegang dawai, kalau tengah malam jam 1-2. Dia bilang saya bukan main. Saya kerja, Pak. Kerja pun tidur gelongsor di lantai itu kerja. Gak perlu kantor sudah bisa menjangkau ke seluruh dunia, negara," tuturnya.
Hal ini juga berlaku pada aset. Di era industri 4.0 pengusaha yang dulu senang memiliki aset besar, sekarang beralih ke brand value. Hal-hal ini harus semua ketahui, bahwa kita dihadapkan dengan kemajuan digitalisasi yang begitu sangat cepat.
"Saya mau ini disampaikan ke semua, harus siap karena ada transisi teknologi. Saya kira itu yang bisa disampaikan. Mari kerja sama-sama membangun negara agar tidak ketinggalan," tandasnya.
(Fakhri Rezy)