WASHINGTON - Para Senat di Amerika Serikat (AS) sepakat untuk mengangkat Jerome Powell sebagai kepala bank sentral berikutnya, menggantikan Janet Yellen. Kebijakan Powell pun diperkirakan tidak akan mengubah banyak kebijakan moneter AS, yang sudah tumbuh selama sembilan tahun berturut-turut.
Senat yang sekarang dikendalikan oleh Partai Republik, menyetujui pengacara berusia 64 tahun dengan suara 84-13, untuk menjadi Gubernur Federal Reserve dengan masa jabatan empat tahun. Dia pun akan mengisi kursi The Fed tersebut awal bulan depan.
Ini adalah pemilihan The Fed dengan kemenangan paling besar, yang menandakan daya tarik bipartisan Powell, dan surutnya beberapa ketegangan yang ditimbulkan oleh respons agresif bank sentral terhadap krisis keuangan dan resesi 2007-2009.
Melansir Businessinsider, Rabu (24/1/2018), kontroversi mengenai kebijakan Fed tersebut, telah membuat margin voting 56-26 ketika Janet Yellen menjadi Gubernur The Fed pada 2013, dan sebuah pemilihan 70-30 saat Ben Bernanke diangkat untuk masa jabatan kedua.
Powell akan menjadi orang nomor satu yang memegang sistem keuangan Amerika dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan berkembang. Ketua komite perbankan dari Komisi Idaho, Mike Crapo, mengatakan Powell akan memainkan peran kunci dalam melakukan rightsizing peraturan federal dan mengurangi beban yang tidak perlu.
Powell mengambil alih sebagai Gubernur The Fed, dengan kebijakan moneter AS yang ketat dan dengan tingkat bunga yang secara bertahap lebih tinggi, seiring dengan dan neraca defisit yang lebih kecil.
Namun, bank sentral perlu memperhitungkan, mengenai apakah perlu memikirkan kembali pendekatannya terhadap inflasi, dan apakah undang-undang perumusan pajak secara besar-besaran akan mempengaruhi laju ekonomi Amerika Serikat. Powell juga harus memutuskan sejauh mana akan membantu pemerintah Trump untuk mengembalikan beberapa peraturan keuangan pascakrisis.
Potensi deregulasi keuangan yang dianjurkan oleh administrasi Trump, diperkirakan akan mendorong oposisi paling tajam terhadap Powell. 12 suara yang melawan Powell, adalah meraka yang termasuk Demokrat dan beberapa Republikan konservatif.
Sekadar informasi, Powell telah dinominasikan oleh Trump pada November sebagai pilihan yang sangat tidak kontroversial, karena pandangan kebijakan moneternya terkait erat dengan Yellen. Dia telah masuk di dewan Fed sejak 2012 dan seiring waktu menjadi pendukung konsensus yang diajukan oleh Yellen untuk kenaikan suku bunga secara bertahap, dan penurunan yang lambat dalam kepemilikan aset yang diakumulasikan Fed saat melawan krisis.
Powell pun tidak pernah menolak keputusan kebijakan moneter selama hampir enam tahun di Fed, meskipun baru-baru ini mengeluarkan suara untuk pertimbangan bank sentral selama 2012 yang menunjukkan ketidaknyamanannya pada saat program pembelian obligasi raksasa yang dilakukan The Fed.
The Fed menaikkan suku bunga tiga kali tahun lalu, dan pembuat kebijakan mengindikasikan mereka kemungkinan akan menaikkan suku bunga tiga kali lagi tahun ini, sebagai bagian dari kampanye bertahap mereka untuk menerapkan kebijakan pada pijakan yang lebih normal.
(Martin Bagya Kertiyasa)