Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

China Geser AS Jadi Pasar Ekonomi Digital Terbesar Dunia 2018

Koran SINDO , Jurnalis-Jum'at, 26 Januari 2018 |09:53 WIB
China Geser AS Jadi Pasar Ekonomi Digital Terbesar Dunia 2018
(Foto: Koran SINDO)
A
A
A

BEIJING – China segera menggeser Amerika Serikat (AS) dalam ekonomi digital. Menurut kalkulasi dari para analis di Statista, pasar digital China akan melebihi pasar AS paling cepat pada 2018.

Hasilnya, China akan menjadi ekonomi digital terbesar sebelum menjadi ekonomi terbesar dunia. Proyeksi itu berdasarkan data dari Digital Economy Compass, Statista, yang merangkum berbagai data pasar digital global.

Data itu memeriksa perkembangan kompetitif platform bisnis dalam eCommerce, eTravel, dan Digital Media.

“Saat ini empat pemain utama di China yakni Baidu, Alibaba, Tencent, dan Huawei telah mencapai angka mengesankan dan meningkatkan operasionalnya di level global,” ungkap Felix Richter dari Statista.com.

 Baca juga: YLKI Catat Literasi Transaksi Online di Indonesia Masih Rendah

Pengamat lain juga memiliki pendapat serupa. “Melihat masa depan, pertumbuhan empat besar di AS akan semakin mendapat tantangan dari pesaing mereka di China. Terlebih lagi di sana tidak ada pemain besar dari Barat yang memiliki dampak atau jangkauan yang sama pada lanskap digital global,” ungkap Tobias Bohnhoff, kepala analisis pasar Statista.

Statista Digital Economy Compass menyoroti sejumlah data dan faktor di balik berbagai perkembangan yang ada. Mereka memberikan pendapat komprehensif tentang platform bisnis di pasar utama AS, China, dan Eropa. Mereka menganalisis se jumlah tren dan melihat berbagai fakta yang berbeda, mulai dari media dan marketing hingga mobil terkoneksi, smart home, dan teknologi keuangan.

“Perhatian khusus mengarah pada pengaruh cloud, sosial, mobile dan kontrol suara. Selain itu, juga mencakup berbagai topik tentang venture capital, siapa yang akan mengalahkan siapa dalam platform bisnis? dan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), realitas tambahan (AR) dan realitas virtual (VR),” ungkap Felix Richter.

“Dengan Digital Economy Compass, kami telah men ciptakan standar kerja untuk bisnis digital. Ini referensi kerja penuh fundamental dan statistik yang berguna, dengan setiap pembuat keputusan dalam bisnis digital harus memahaminya,” kata Felix Wegener, analis untuk pasar digital di Statista.

 Baca juga: Pajak E-Commerce, Sri Mulyani Kaji Turunkan Tarif PPh Jadi 0,5%

Konsumen digital China juga lebih senang berbelanja secara online. Data September 2017 menunjukkan sebanyak 83% pembelian produk dila ku kan secara online. Persentase itu terus meningkat setiap saat seiring meluasnya jangkauan internet dan kecepatan akses internet di berbagai penjuru China. Data yang dirilis Global Web Index menunjukkan, China memimpin untuk semua kategori umur, gender dan pendapatan.

“Peluang untuk digital com merce di Asia-Pasifik secara umum sangat bagus, dengan 6 dari 10 pa sar global berasal dari kawasan itu,” ungkap laporan Global Web Index, dikutip Netimperative.com.

Ini merupakan hasil dari kesuksesan sejumlah platform online yang tumbuh pesat di China dan merevolusi sektor ritel seperti raksasa e-commerce China, Alibaba.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement