JAKARTA – Pemerintah Vietnam menerapkan kebijakan baru impor mobil completely built up (CBU) dari negara-negara ASEAN. Vietnam menerapkan kebijakan baru terkait uji tipe dan uji emisi dalam regulasi Nomor 116 tentang Overseas Vehicle Type Approval (VTA).
Dengan adanya regulasi ini, ekspor mobil dari negara lain, termasuk Indonesia, mulai bulan ini terhenti. Mengingat mobil-mobil yang diekspor ke Vietnam harus melalui uji tipe.
”Tentu ini sangat memberikan pengaruh kepada ekspor mobil nasional, termasuk dari kami,” ujar Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TTMIN) Bob Azam di Jakarta kemarin.
Baca juga: Ekspor Mobil Indonesia Kalah dari Thailand dan Malaysia, Kok Bisa?
Dia mengatakan, terhentinya ekspor ke Vietnam pada bulan ini berpotensi mendatangkan defisit neraca perdagangan sebesar Rp3 triliun dari sektor automotif.
”Ekspor ke Vietnam dari kami saja 2.000 unit per bulan, belum dari produsen lain. Potensinya Rp3 triliun per bulan, itu yang hilang jika ekspor terhenti,” kata Bob.
Karena itu, lanjut dia, pihaknya sudah menyampaikan persoalan tersebut kepada pemerintah melalui Kementerian Perdagangan. Dengan harapan, pemerintah bersedia untuk melakukan pembahasan mencari jalan keluar bersama pemerintah Vietnam. ”Gaikindo juga sudah menyampaikan masalah ini kepada pemerintah,” tegasnya.
Bob mengungkapkan, Vietnam merupakan salah satu negara tujuan ekspor mobil-mobil yang diproduksi TMMIN. Beberapa model yang diekspor ke Vietnam antara lain Fortuner dan Town Ace dalam bentuk CBU serta beberapa model dalam bentuk CKD. Selain Vietnam, TMMIN mengekspor mobil CBU ke 14 negara lain: Malaysia, India, Filipina, Thailand, Taiwan, Vietnam, Myanmar, Laos, Kamboja, Oman, Bahrain, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia dan Qatar.
Baca juga: Daya Beli Pengaruhi Penjualan Mobil di Indonesia Selama 2017, Ini Faktanya
Ekspor TMMIN selama 2017 mencapai 116.971 unit, naik 29,51% dibandingkan 2016 dan melebihi target yang di tetapkan sebesar 10%. TMMIN mengekspor kendara an CBU dan CKD serta kom ponen ke 80 negara di dunia. Peningkatan volume ekspor pada 2017 di sebabkan melonjaknya permintaan mobil dari Filipina dan Vietnam akibat perkem bangan ekonomi di Asia cukup bagus.
Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto menegaskan, pihaknya sudah merespons kebijakan pemerintah Vietnam tersebut dengan meminta Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan untuk mem antu melakukan pendekatan dan diskusi dengan pemerintah Vietnam.
”Sebab yang di persoalkan adalah mengenai uji tipe. Nah, mobil-mobil yang kita ekspor kan sudah diuji dan mendapatkan Sertifikat Uji Tipe yang dikeluarkan Ditjen Perhubungan Darat,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, dengan kebijakan tersebut, misalnya ada 1.000 unit mobil yang masuk ke Vietnam dengan uji petik 1 unit mobil dan dinilai tidak memenuhi syarat, maka semua mobil tersebut tidak bisa masuk Vietnam dan harus kembali ke negara peng eks por.
”Ini sama saja Pemerintah Vietnam tidak mengakui sertifikasi yang dilakukan oleh kita. Ini sudah kami sampaikan ke pada Kementerian Perhubungan dan direspons positif,” papar Jongkie.