JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Bahkan siang ini, rupiah sempat anjlok lebih dari Rp13.600 per USD.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, pihaknya akan menjaga sistem keuangan Indonesia tetap sejalan dengan fundamentalnya. Agus meyakinkan, BI akan terus berada di pasar untuk menjaga nilai tukar rupiah.
"Kami tidak bisa menjelaskan target nilai tukar, tapi BI selalu ada di pasar untuk meyakinkan stabilitas sistem keuangan terjaga," ungkapnya di Gedung DPR, Selasa (6/2/2018).
Baca Juga: Rupiah Kembali Melemah, Kali Ini ke Rp13.540/USD
Menurutnya, kurs rupiah yang terperosok di Rp13.600 per USD ini belum mengkhawatirkan BI. Karena pihaknya akan tetap menjaga volatilitasnya terjaga.
"Sekarang ini kan volatilitasnya ada di kisaran 7% year to date dan ini adalah sesuatu atau batas yang wajar. Ke depan BI akan selalu ada di pasar untuk jaga ini," kata dia.
Sementara itu, Agus juga yakin pelemahan nilai tukar karena sentimen pelaku pasar setelah perbaikan data perekonomian Amerika Serikat tidak akan berlangsung lama dan hanya sementara.
Baca Juga: Rupiah Melemah Dekati Rp13.600/USD
"Saya katakan bahwa kemarin ini ada surat utang yang jatuh waktu dan itu membuat dana keluar. Ini sifatnya temporary karena kita melihat ekonomi Indonesia membaik tercermin dari pertumbuhan ekonomi terakhir yang dikeluarkan, inflasi maupun neraca pembayaran kita terjaga," tukas dia.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak melemah sebesar 11 poin menjadi Rp13.530 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.519 per dolar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Rupiah Melemah Dekati Rp13.500/USD, Mengekor Anjloknya IHSG
Di pasar spot, pada Selasa siang, rupiah sempat melemah ke Rp13.621.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan adanya optimisme pemerintah terhadap ekonomi nasional pada 2018 ini yang dapat tumbuh mencapai 5,4% diharapkan dapat menahan depresiasi rupiah lebih dalam.
"Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis ekonomi nasional pada 2018 masih bisa tumbuh sesuai proyeksi yaitu 5,4%," katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)