Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jakarta Masuk Deretan Kota Digital, Bangalore Juaranya

Koran SINDO , Jurnalis-Selasa, 06 Februari 2018 |11:16 WIB
Jakarta Masuk Deretan Kota Digital, Bangalore Juaranya
(Foto: Koran SINDO)
A
A
A

JAKARTA – Delapan kota di Asia menempati peringkat 10 besar dalam kepercayaan bisnis lingkungan digital dalam laporan Connecting Commerce, Economist Intelligence Unit (EIU).

Dominasi kota-kota Asia di posisi puncak pada pemeringkatan tersebut membuktikan bahwa kemampuan negara-negara berkembang dalam menciptakan lingkungan digital yang kondusif.

Delapan kota itu ialah Bangalore di urutan pertama, Mumbai (3), New Delhi (4), Bei jing (5), Manila (6), Shanghai (7), dan Jakarta (8).

Adapun di urutan kedua adalah San Francisco, sedangkan London dan Madrid berada di urutan sembilan dan sepuluh. Ini merupakan tahun keempat EIU merilis laporan yang mengukur kepercayaan bisnis lingkungan digital pada level kota.

Adapun riset sebelumnya meng ukur kepercayaan bisnis pada tingkat negara. Laporan EIU itu ditugaskan oleh organisasi telekomunikasi dan tek nologi Telstra yang berbasis di Australia. Telstra merupakan mitra dari PT Telkom Indonesia yang bersama-sama membentuk Telkomtelstra.

Peringkat tersebut disusun berdasarkan Barometer Kota Digital yang mendata peringkat 45 kota berdasarkan lima kategori utama terkait kinerja bisnis, yakni inovasi dan entrepreneurship, lingkungan keuangan, orang dan skill, pengembangan teknologi baru, serta infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi.

Laporan itu menilai kepercayaan 2.600 eksekutif bisnis di lingkungan kota dan kondusivitas kota itu dalam men dukung ambisi digital perusahaan. Peringkat itu juga menegaskan kaitan antara dukungan perusahaan pada ekonomi digital dan lingkungan kota tempat mereka berada. Laporan itu juga memberi pemahaman unik pada kondisi transformasi digital global, membantu orang memahami bagaimana satu kota dapat mendukung upaya trans formasi digital perusahaan.

”Meskipun kota-kota di negara maju di Asia memiliki rekor kepercayaan bisnis lebih rendah, bukan berarti kota-kota seperti Hong Kong dan Tokyo tidak menyediakan lingkungan kondusif bagi transformasi digital,” ungkap laporan tersebut.

Menurut laporan itu, tingginya tingkat kepercayaan di kota-kota berkembang itu karena optimisme umum dan antusiasme menuju potensi pertum buhan di kota-kota negara berkembang. Temuan utama da lam laporan itu ialah kesenjangan skill yang menjadi dua tantangan terbesar bagi perusahaan untuk transformasi digital, selain hambatan keuangan.

”Ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan lokal harus melakukan upaya lebih dalam menyuplai talenta digital,” papar laporan tersebut. Dua skill utama yang diperlukan untuk transformasi itu ialah terkait skill keamanan digital dan analisis data canggih. Adapun skill seperti networking juga men jadi prioritas.

Direktur Boston Consulting Group (BCG) India Alpesh Shah menyoroti tiga kota India yang menduduki peringkat em pat besar dalam daftar tersebut. Menurutnya, tiga kota itu mendorong beragam jejaring formal dan informal, forum dan komunitas tempat para entrepreneur.

”Forum tersebut juga memungkinkan manajer teknologi dan lainnya bertemu setiap hari,” ucapnya.

Menurut studi terbaru, di India inkubator dan akselerator bisnis berbasis digital berjumlah lebih dari 140 atau jumlah tertinggi di dunia setelah China dan Amerika Serikat (AS).

”40% dari itu berpusat di Bangalore, Mumbai, dan New Delhi,” kata Shah dalam laporan tersebut.

Shah secara khusus memuji an tusiasme lingkungan entrepreneurship digital di Bangalore. ”Ini mirip Silicon Valley di Asia,” ujarnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement