Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menperin: Manufaktur Kita Lebih Tinggi dari ASEAN

Ulfa Arieza , Jurnalis-Kamis, 08 Februari 2018 |16:07 WIB
Menperin: Manufaktur Kita Lebih Tinggi dari ASEAN
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Sektor manufaktur dianggap sebagai kunci pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, sektor manufaktur harus dikembangkan, agar pertumbuhan ekonomi dapat berlari.

Pasalnya, sektor perdagangan dan industri berbasis manufaktur menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Filiphina dan Vietnam. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pun memaparkan, kontribusi ekspor industri manufaktur terhadap perekonomian masih tinggi.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, kontribusi ekspor manufaktur dalam kategori ekspor non migas sebesar 76% atau sebesar USD125 miliar di tahun 2017. Sementara total nilai ekspor non migas sebesar USD168,73 miliar. Kondisi ini, membuat industri manufaktur Indonesia dapat bersaing dibandingkan dengan negara lainnya.

"Manufaktur Indonesia dibandingkan manufaktur seluruh dunia kita nomor 9, jauh lebih tinggi dari negara ASEAN," ujarnya di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (8/2/2018).

Baca Juga: Industri Manufaktur Penyumbang Pajak Terbesar Sepanjang 2017

Ke depannya, lanjut Airlangga, potensi ekspor industri manufaktur masih terbuka lebar, karena ada 50 pabrik Indonesia beroperasi di Vietnam dan Thailand. Airlangga mengingkan peluang MEA akan meningkatkan peluang ekspor.

Salah satunya, dengan memanfaatkan pabrik-pabrik tersebut untuk mendekat dengan konsumen luar negeri. Pada akhirnya, upaya itu dapat menghasilkan efisiensi dan memperluas pasar ekspor.

"Misal pabrik Semen Indonesia beroperasi di Vietnam memang untuk ekspor barang yang harus dekat konsumen, dan tidak visible lagi diekspor dengan kapal. Maka dia harus ekspansi corporate action disitu," jelas dia.

Di samping itu, untuk meningkatkan ekspor industri manufaktur maka Kemenperin juga akan melihat peluang global sebagai sebuah pasar potensial. "Apakah kita ekspor produknya atau ekspansi perusahaan ini tantangan ke depan bagi industri," katanya.

Baca Juga: Produksi Industri Manufaktur Tumbuh 4,74% di 2017

Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kenaikan tersebut disebabkan adanya kenaikan produksi industri makanan, yang naik sebesar 9,93%. Sedangkan industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah industri pengolahan Lainnya, turun 4,51%.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV 2017 naik sebesar 5,15% (y-on-y) terhadap triwulan IV tahun 2016. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri makanan, naik 15,28%. Sedangkan industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, turun 12,02%.

Namun, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV 2017 jika dibandingkan triwulan III mengalami penurunan sebesar 0,59%. Industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, turun 14,85%.

Produksi Industri Manufaktur Tumbuh 4,74% di 2017

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement