JAKARTA - Industri kakao saat ini tengah dalam keadaan memprihatinkan. Hal ini dikarenakan harga yang semakin menurun dikarenakan kualitas produksi yang dihasilkan kurang baik.
Ketua Dewan Kakao Indonesia Soetanto Abdoellah menilai, produksi kakao juga terus turun dikarenakan serangan hama. Selain itu juga karena banyak pohon yang sudah tua yang menyebabkan harga juga terus turun. Penurunan harga ini terjadi di seluruh dunia yang menurun bahkan hingga 50%.
"Sekarang harga enggak naik-naik. Harga sekarang sekitar USD2.000 per ton bahkan ada USD1.900 per ton. Padahal dulu pernah sampai USD3.500-USD3.800 per ton," ungkapnya di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (9/2/2018).
Baca juga: Produksi Kakao Sedang Merosot, Ditargetkan 2020 Tembus 700 Kg/Ha
Sedangkan untuk kondisi industri kakao di Indonesia sendiri tidak beda jauh. Hal ini disebabkan karena pengetahuan dari petani yang masih kurang dalam mengembangkan kakao. Petani menilai replanting masih belum diperlukan selama buah kakao masih banyak padahal pohon sudah tua.
Selain itu, karena serangan hama yang mengakibatkan kualitas jelek sehingga produksi terus menurun dan tidak mampu memenuhi industri dalam negeri.
"Indonesia kita sudah bangun pabrik di sini banyak sekitar kapasitas 700 ribu ton, tapi produksi cenderung turun. Makanya Indonesia kita harus tingkatkan produksi kalau tidak nanti impor kita makin banyak," jelasnya.
Baca juga: Wapres JK Ingin Sulawesi Barat Jadi Sentra Produksi Kakao
Dia mencatat bahwa pada 2017. Indonesia sudah melakukan impor kakao hingga 200.000 ton dan merupakan impor tertinggi yang dilakukan Indonesia untuk biji kakao. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.
"Kita 2017 impor biji 200.000 ton. Padahal sebelumnya tidak pernah. Kita paling tinggi 2 tahun lalu itu 110.000 ton. Rata-rata biasanya hanya 60.000 ton sebelumnya. Jadi kemarin itu yang tertinggi. Kita harus tingkatkan produksi," tukasnya.
(Dani Jumadil Akhir)