JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan telah melakukan penandatangan kontrak pembelian pesawat tempur Sukhoi degan Rusia. Nantinya, Kementerian Perdagangan akan bertanggung jawab untuk proses imbal dagang ini.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, pembelian Sukhoi akan dibayar menggunakan komoditas Indonesia yang dibutuhkan oleh Rusia.
"Jadi sudah ada kepastian dengan ditandatanganinya kontrak utama pembelian Sukhoi, dengan Kemenhan dan perwakilan Rusia. Kita menyusun imbal belinya, untuk kita 35% offset, tetapi 50% perdagangan, berarti nilai USD570 juta," ungkapnya di Gedung Kemenperin, Senin (19/2/2018).
Baca Juga: Barter Sukhoi Rusia dengan Komoditas RI Berjalan Alot
Menurutnya, komoditas Indonesia yang akan diberikan ke Rusia sebagai barter total nilainya juga mencapai USD570 juta. Indonesia juga sudah menawarkan beberapa komoditas yang bisa dipilih oleh Rusia. Namun, hingga saat ini Rusia belum menentukan komoditas yang diinginkan dari Indonesia.
"Nanti, (Rusia) belum (pilih komoditas). Kita sudah tawarkan komoditi ekspor kita supaya kita beli, tetapi kan kita melihat kebutuhan mereka, mungkin dari beberapa yang kita tawarkan mereka akan memilih," jelasnya.
Baca Juga: Ke Rusia, Mendag Barter Karet dengan Pesawat Sukhoi
Oke menjelaskan, komoditas yang ditawarkan tidak hanya dari sektor pertanian, tetapi segala bentuk komoditas yang dibutuhkan oleh Rusia.
"Pokoknya apapun, apa yang kita punya kita tawarkan. Karena gini, komoditi dipilih, jangan sampai kita tawarkan enggak bisa ekspor. Repot nanti," tukasnya.
(ulf)
(Rani Hardjanti)