JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) segera melakukan perombakan besar-besaran pada manajemen perusahaan konstruksi plat merah. Hal tersebut dilakukan menyusul maraknya kejadian kecelakaan konstruksi yang terjadi belakangan ini.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan salah satu perusahaan yang akan mengalami perombakan besar-besaran adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Khusus Waskita, pihaknya menargetkan akan menggelar perombakan pada bulan April 2018.
Baca juga: Sempat Lupakan Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Waskita Karya Buat Jabatan Khusus
"Tunggu saja sabar, kan sudah mau RUPS Minggu pertama April 2018, banyak sekali yang mau dirombak," ujarnya saat ditemui di Kantor Kejaksaan Agung Negeri Republik Indonesia, Jakarta, Kamis (1/3/2018).
Menurut Rini, selain Waskita Karya, ada beberapa perusahaan BUMN karya yang akan dilakukan restrukturisasi. Salah satunya adalah untuk penambahan jabatan Direktur Safety untuk memastikan keamanan dan keselamatan dari pengerjaan proyek.
Baca juga: Banyak Kecelakaan Konstruksi, Waskita Karya Kewalahan Garap Proyek Pemerintah?
"Salah satunya yang pasti kita lakukan restrukturisasi struktur organisasi, kita akan menekankan harus ada Direktur Safety, kita harus melihat keamanan pembangunan proyek," jelasnya.
Sebagai informasi sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasaran Perhubungan Kementerian BUMN Ahmad Bambang mengatakan, pihaknya akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap BUMN Karya dalam waktu dekat. Khusunya pada perusahaan yang memiliki rekam jejak terkait kecelakaan konstruksi yang terjadi belakangan ini.
Baca juga: 38 Proyek Infrastruktur Layang Boleh Dilanjutkan, Cek Daftarnya
Menurut Ahmad Budi, dilakukannya perombakan sebagai efek jera bagi BUMN Karya untuk lebih concern lagi pada keselamatan kerja. Sehingga ke depannya tidak ada lagi kasus kecelakaan konstruksi yang terjadi oleh BUMN Karya.
"Iya itu untuk pelajaran juga untuk yang lain. Yang penting itu lah perusahaan fase malem kok enggak sadar bahwa secara manajemen tidak berubah itu yang harus dibenahi," jelasnya.
Abe, sapaan akrabnya menambahkan, khusus untuk untuk PT Waskita Karya akan dilakukan terlebih dahulu. Mengingat, hasil evaluasi dari audit yang dilakukan oleh Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) telah diputuskan jika Waskita Karya lalai karena tidak memenuhi standar Keselamatan, Keamanan dan Kesehatan (K3) kerja.
"Kita harus duluan karena Waskita, kalau yang lain saya menunggu hasil audit selesai atau belum," ucapnya.
Sementara itu Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Muhammad Choliq mengaku rela jika jabatannya dicopot. Karena menurutnya, jabatan merupakan sebuah amanah yang dititipkan.
"Wajar dong enggak apa-apa. Jabatan Direksi itu jabatan amanah. kalau yang memberi amanah sudah mencabut ya kenapa? Jadi ya enggak apa-apa. Harus rela dong," ujarnya
Choliq juga mengaku lalai dalam membangun proyek infrastruktur jalan tol. Pasalnya, pihaknya hanya mengejar intensitas proyek sebanyak-banyaknya dengan badger seminim mungkin. Namun hal tersebut justru melupakan aspek keselamatan dari pengerjaan proyek tersebut.
"Karena saya orang finance tadinya saya fikir jadi BUMN sukses itu ada dua saja caranya , cari banyak proyek dan sediakan duit secukupnya. Sehingga hal-hal teknik terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terlupakan," jelasnya.
(Fakhri Rezy)