Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bupati Eka: Penanganan Sampah di Tabanan Disulap Jadi Pupuk Organik

Lidya Julita Sembiring , Jurnalis-Selasa, 13 Maret 2018 |14:49 WIB
Bupati Eka: Penanganan Sampah di Tabanan Disulap Jadi Pupuk Organik
Foto: Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti (Humas)
A
A
A

JAKARTA - Pulau Dewata, Bali kembali menjadi sorotan dunia. Kali ini karena masalah sampah yang viral di media sosial mengenai laut Bali yang dipenuhi oleh sampah.

Untuk itu, pemerintah segera merapatkan barisan menyusun strategi untuk menangani masalah sampah lebih baik.

Salah satu kabupaten yang ada di Bali yakni Tabanan mengakui bahwa penanganan sampah di daerahnya sudah cukup baik. Meski demikian, penanganan masalah sampah harus terus dilakukan terutama Bali merupakan daerah wisata utama Indonesia sehingga masalah sampah tidak akan selesai.

"Tabanan sendiri sudah bagus sekali karena kita punya sanitary. Kita ada kerja sama dengan Toyama sedang pencanangan untuk program pengolahan sampah untuk menjadi pupuk organik," ungkap Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti di Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (13/3/2018).

 Baca Juga:

Tanggapi Isu Sampah di Bali, Ini Kata Menteri Pariwisata

Rapat dengan Menko Luhut, Bupati Tabanan Kampanyekan Melawan Sampah di Bali

Menurutnya, dari sanitary ini bahkan Tabanan telah menghasilkan gas metan. Selain itu, Tabanan juga telah memiliki 19 bank sampah yang terus dijaga untuk penanganan sampah terpadu. Penanganan yang ada ini dinyatakan tidak hanya cukup saat ini saja, tapi masih harus terus dilakukan.

"Masih saja perlu penanganan sampah lagi dan pak Menteri (Luhut Binsar Panjaitan) mengarahkan untuk wave energy akan dibawa ke Tabanan dengan menyediakan sampah yang cukup," jelasnya.

 Baca Juga: Viral Video Sampah di Bali, Menko Luhut Rapatkan Barisan

Eka menjelaskan, saat ini bahkan di Kabupaten Tabanan sudah memberikan subsidi untuk sampah. Hal ini dilakukan agar masyarakat rajin mengumpulkan sampah dan memberikan ke pemerintah. Tapi saat ini masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan hal itu sehingga pihaknya akan terus melakukan imbauan.

"Kita sebenarnya sudah ada untuk sampah itu, kita subsidi kalau enggak salah Rp1.000 per kilo. Tapi kembali lagi untuk sampah sendiri sudah hampir mungkin 50% tidak ke TPA karena sudah didaur ulang di masing-masing desa dan kita juga ada beberapa kerja sama dengan pabrik plastik, juga dari BUMDes kita ada, salah satunya kan mengelola sampah mereka. Cuma jarang sekali mereka menggunakan itu, justru karena mereka lebih senang mendaur, menjual langsung di bawah leading sector BUMDes ini," tukasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement