Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Presiden Minta Perbankan Kucurkan Kredit untuk Perguruan Tinggi

Koran SINDO , Jurnalis-Jum'at, 16 Maret 2018 |12:07 WIB
Presiden Minta Perbankan Kucurkan Kredit untuk Perguruan Tinggi
Foto: Antara
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah mempersiapkan adanya program kredit bagi perguruan tinggi (PT). Program ini dinilai dapat membantu meningkatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Rapat Terbatas (Ratas) tentang Peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin, menantang perbankan Indonesia untuk mengeluarkan produk kredit di bidang pendidikan tinggi. Kucuran kredit ini diberikan dalam rangka investasi di bidang pendidikan Indonesia.

“Supaya masyarakat bisa, semuanya bisa mengakses pada pendidikan lewat tadi kredit pendidikan,” katanya.

Jokowi mengungkapkan, sistem kredit pendidikan ini dapat dilihat dari apa yang telah dilakukan oleh Amerika Serikat, di mana nilai pinjaman kredit pendidikan telah melampaui nilai pinjaman kartu kredit.

Total pinjaman untuk kartu kredit di sana mencapai USD800 miliar, sedangkan untuk kredit pendidikan nilainya mencapai USD1,3 triliun. “Ini saya kira sebuah contoh yang mungkin harus kita dorong agar yang namanya kredit pendidikan atau student loan ini betul-betul bisa kita kerjakan di sini,” ungkapnya.

Pada kesempatan berbeda, Jokowi telah meminta kepada pimpinan perbankan untuk mempelajari hal ini. Dia mengatakan perbankan perlu melihat potensi produk kredit ini. Menurutnya, jika Indonesia bisa melakukan program ini maka kredit ini akan berpindah dari hal-hal yang konsumtif ke produktif.

“Dan, nantinya memberi kan nilai tambah kepada intelektualitas, visi kita ke depan yang sangat prinsip, yaitu bidang pendidikan,” tuturnya.

Mantan gubernur DKI Jakarta ini mengatakan perlu dipikirkan bagaimana program ini dapat direalisasikan. “Mungkin dari pendidikan ini bisa menjadi produk finansial baru bagi kita. Bisa menjadi tawaran produk baru untuk perbankan dan asuransi. Jadi tolong potensi-potensi inovasi menjadi perhatian serius. Karena kalau tidak berinovasi, nantinya orang akan ambil. Itu pasti,” paparnya.

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution belum mau memaparkan secara rinci terkait realisasi program ini. Dia mengatakan pihaknya akan mencari rumusan yang tepat sebagaimana perintah presiden. “Saya lebih baik ngomong dulu. Saya rapat dulu dengan Menristek-Dikti. Kita akan selesaikan cepat jangan takut,” ungkapnya.

Dia mengatakan program kredit ini sebenarnya sudah ada pada 1980-an, tetapi gagal dan tidak dilanjutkan karena banyak kredit macet. Pihaknya akan mencari formula agar hal serupa tidak terulang kembali. “Ya, dulu itu sudah ada. Kenapa gagal karena tak bayar dan ijazahnya pun tak diambil oleh mereka. Itu yang harus kita cari. Presiden minta cari rumusan bagaimana agar kelemahan dulu tidak terulang,” tuturnya.

Menurutnya, satu hal yang harus dikaji adalah bagaimana membuat perbankan merasa aman dalam memberikan kredit pendidikan sehingga perbankan tidak perlu takut dengan adanya kredit macet “Ini kita cari. Untuk bunganya tetap ada, tapi jangan mahal-mahal,” ungkapnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement