Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Marak Skimming, BI Desak BRI Percepat ATM Pakai Chip

Antara , Jurnalis-Jum'at, 16 Maret 2018 |16:25 WIB
Marak <i>Skimming</i>, BI Desak BRI Percepat ATM Pakai Chip
Ilustrasi: Foto Okezone
A
A
A

JAKARTA - Bank Indonesia mengaku sudah memanggil pimpinan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero Tbk untuk meminta penjelasan terkait banyaknya kasus pencurian data di kartu debit (skimming), khususnya yang terjadi di Kediri, Jawa Timur.

Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan, BRI telah menjamin akan menuntaskan kasus dugaan skimming tersebut. Bila terbukti modus yang digunakan adalah skimming, ujar Erwin, BRI akan mengganti keseluruhan dana nasabah yang hilang.

"Karena ini menyangkut sistem pembayaran, kami juga sangat concern," ujar Erwin di Jakarta, Jumat (16/3/2018).

Baca Juga: Polisi Tangkap 5 Orang Diduga Pelaku Kejahatan Skimming Bank BRI

BI meminta komitmen BRI untuk menuntaskan kasus penyadapan data tersebut, dan meningkatkan keamanan dalam sistem pembayaran untuk perlindungan konsumen.

"Kita panggil bank-nya. Memang itu terjadi beberapa skimming ke beberapa nasabah Simpedes. Dari BRI, komitmen untuk selidiki kasus itu," ujar dia.

Kasus skimming tersebut terjadi pada nasabah Simpedes yang menggunakan kartu debit dengan ketentuan saldo di bawah Rp5 juta. Kartu debit dengan saldo tersebut masih diperbolehkan menggunakan magnetic stripe.

Erwin mengatakan, BRI berjanji akan mempercepat pergantian kartu debet yang masih menggunakan magnetic stripe dengan teknologi chip.

"Dengan adanya kasus ini, BRI komitmen mempercepat migrasi," ujar Erwin.

Baca Juga: Presiden Jokowi Kumpulkan Bos Perbankan Nasional

Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mencatat hingga Rabu (14/3) ada 87 nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang melapor bahwa saldo pada rekeningnya telah berkurang secara misterius.

Sebanyak 33 orang di antaranya tercatat sebagai nasabah BRI Unit Ngadiluwih dan 54 orang nasabah dari BRI Unit Purwokerto.

"Korban nasabah BRI ini tiba-tiba menerima pesan singkat yang menginformasikan saldonya berkurang antara Rp500 ribu hingga 10 juta. Padahal mereka sama sekali tidak melakukan transaksi," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera.

Barung memastikan Polda Jatim telah menurunkan tim dari Sub Direktorat Perbankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus untuk membantu penyelidikan di Kepolisian Resor (Polres) Kediri.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement