Bagi Indonesia, katanya, keberadaan pabrik petrokimia tersebut sangat penting mengingat sektor petrokimia memiliki peran penting di sektor industri dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional.
Rencananya, proyek petrokimia di Teluk Bintuni ini bisa menghasilkan produk metanol sebesar 1,8 juta ton yang kemudian diturunkan menjadi polyethylene dan polyprophylane sekitar 400 ribu ton.
Dikatakan Achmad, bukan hanya berkeinginan membangun pabrik, Pemerintah Jerman selama ini juga telah membantu sejumlah pendidikan sekolah kejuruan kimia di Indonesia dalam upaya meningkatkan keahlian murid-muridnya.
Baca Juga: Tawarkan Investasi di Indonesia, Bos OJK: Inggris Kalah dari Belanda
"Bentuk bantuan yang diberikan adalah lebih banyak teori dibanding praktik sehingga siswa bisa memiliki keterampilan yang baik," ujarnya.