Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang juga hadir dalam acara tersebut dipersilakan oleh Presiden untuk menjawab langsung pertanyaan ini. Menlu mengatakan bahwa isu diaspora ini memang merupakan isu yang sedang didalami dan dikaji.
“Kita juga bekerja sama dengan para diaspora. Ada working group mengenai masalah imigrasi, salah satunya kemungkinan dwi kewarganegaraan. Keputusan ini bukan keputusan mudah, perlu ada satu konsensus nasional sehingga semua pihak harus ditanya. Tapi paling tidak begini, nanti Pak Dubes akan sosialisasi kartu diaspora Indonesia, tujuan pemerintah adalah memfasilitasi WNI yang tinggal di luar negeri,” kata Menlu.
Penanya terakhir adalah Megan Collins, seorang warga Selandia Baru yang sempat tinggal lama di Indonesia dan jatuh cinta dengan Indonesia. Ia bertanya seputar masalah kebudayaan.
Presiden mengatakan bahwa DNA Indonesia ada di budayanya. Salah satu visi pemerintah dalam kebudayaan ke depan adalah membangun destinasi-destinasi wisata baru.
“Kita sedang dalam proses membuat 10 Bali baru. Ini akan kita selesaikan kemudian nanti akan menginjak ke 10 berikutnya. Kita ingin fokus di situ,” jawabnya.
Menurut Presiden, kebudayaan dan industri kreatif adalah salah satu kekuatan besar bangsa Indonesia. Semua provinsi mempunyai seni dan budaya yang berbeda beda.
“Ya inilah yang akan kita pakai sebagai sebuah kekuatan besar bangsa kita untuk bersaing dengan negara-negara lain. Kalau kita mau main di industri, kita sudah kalah jauh dengan Jepang, Jerman, dan Korea. Tapi kalau kita mainnya di sini, ada kemungkinan besar kita jadi pemain utama. Oleh karena itu, saya mengajak Bapak/Ibu untuk bekerja keras bersama-sama,” lanjutnya.
Acara bertemu dengan WNI ini adalah agenda terakhir dalam kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Selandia Baru. Selanjutnya, Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan akan kembali ke Tanah Air.
(Dani Jumadil Akhir)