JAKARTA - Sejumlah kalangan mendorong Hari Buruh Internasional yang juga akan diperingati jutaan pekerja di Indonesia di berbagai daerah pada Selasa (1/5/2018) besok tidak sekadar menjadi ritual rutin tahunan.
Hari Buruh (May Day) diharapkan menjadi momentum yang tepat bagi semua pihak untuk memperbaiki nasib buruh.
Harapan itu beralasan karena hingga kini nasib buruh masih menyisakan banyak persoalan, seperti upah minimum, pembatasan jam kerja, lembur, istirahat dan libur, cuti, tunjangan, perlindungan, jaminan sosial, pensiun, asuransi, dan lain-lain. Bahkan tahun ini, Federasi Serikat Pekerja Indonesia (FSPMI) juga menyoroti soal posisi tenaga kerja asing seiring terbitnya Perpres No 20/2018. Semua perjuangan itu mustahil bisa terwujud tanpa pelibatan buruh, pengusaha dan pemerintah secara kolaboratif.
Buruh Gelar Aksi di 20 Provinsi Tuntut 7 Hal, dari PHK hingga PTKP
Tuntut Hapus Outsourcing, Pengusaha: Itu Praktik Umum di Setiap Negara
Di tengah banyaknya perjuangan kalangan buruh tersebut, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri mengajak seluruh elemen buruh untuk merayakan peringatan May Day tahun ini dengan riang gembira. Berjuang dengan riang gembira, tandas Menaker, penting agar gerakan buruh semakin optimistis dan canggih dalam merumuskan metode-metode perjuangan.
"Tahun ini kita mengambil tagline #MayDayIsAFunDay karena kalau May Day kesannya angker, serem, galau karena banyak masalah, saya khawatir gerakan buruh ini mengalami demoralisasi dan membuat buruh tidak tertarik kepada serikat pekerja/serikat buruh," ujar Menaker.
Dia juga mengimbau peringatan May Day dirayakan dengan kegiatan positif. Pemerintah juga turut menyemarakkan May Day dengan memfasilitasi sejumlah kegiatan, di antaranya lomba memasak, buruh mengaji, lomba senam maumere, khitanan massal, lomba jalan sehat, sepeda santai, dan kompetisi band. Puncak agenda yang akan dilaksanakan pada 1 Mei adalah final liga pekerja Indonesia atau LIPESIA.
Apapun kegiatan pekerja atau buruh, Menaker berharap semua kegiatan tetap berjalan dengan tertib dan aman termasuk buruh yang memilih turun ke jalan. "Semua harus tetap saling menghormati pilihan masing-masing dalam merayakan May Day," paparnya. "Saya ingin imej dari pekerja terus meningkat dan imej dari serikat pekerja juga semakin membaik agar masyarakat juga terus mengapresiasi gerakan buruh yang berjuang untuk kepentingan bersama," katanya.
Menurut Menaker, perubahan dunia semakin berjalan cepat dan masif. Beberapa jenis pekerjaan lama seperti pengantar surat mulai hilang karena perkembangan teknologi yang begitu cepat. Namun demikian perubahan zaman juga menghasilkan sejumlah pekerjaan baru yang belum ada sebelumnya. "Saya juga berharap serikat pekerja juga semakin canggih untuk menjawab tantangan-tantagan itu dengan terobasan dan inovasi baru," pintanya.