JAKARTA – Pemudik Lebaran dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Pada Lebaran 2018 ini masyarakat yang pulang kampung untuk merayakan hari raya Idul Fitri 1439 H diperkirakan mencapai 31,9 juta orang.
Angka ini meningkat drastis dibanding tahun sebelumnya sebesar 28,99 juta. Jumlah tersebut terbagi pada pemudik yang menggunakan kendaraan umum sebanyak 19,5 juta orang dan kendaraan pribadi sebesar 12,42 juta jiwa. Peningkatan pemudik terjadi di semua moda transportasi, baik angkutan umum maupun kendaraan pribadi.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut, masyarakat yang menggunakan angkutan bus sebanyak 8,09 juta atau meningkat 1,76% dibanding tahun sebelumnya, penumpang kereta api (KA) 4,63 juta (naik 5%), pesawat udara berjumlah 5,75 juta (naik 8,47%), dan penumpang kapal laut menjadi 1,77 juta (naik 2,27%). Pemudik yang menggunakan mobil pribadi tahun ini menjadi 3,72 juta (naik 16,69%) dan pemudik sepeda motor sebesar 8,52 juta (melonjak 33,33%).
“Kemenhub dan sejumlah instansi terkait terus memantapkan persiapan arus mudik dan balik Lebaran 2018,” kata Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat Kemenhub Pandu Yunianto di Jakarta.
Selain menyiapkan moda transportasi umum dan jalur yang akan dilalui, Kemenhub juga bekerja keras untuk menjamin keselamatan pemudik. Menurut Pandu, keselamatan pengguna jalan merupakan parameter utama kesuksesan arus mudik dan balik Lebaran. Untuk itu, Kemenhub sudah berkoordinasi dengan Polri, Kementerian PUPR, dan lainnya demi menekan angka kecelakaan.

Berdasarkan catatan, angka korban tewas pada aur mudik dan balik Lebaran 2016 mencapai 1.261 orang, sementara pada 2017 turun menjadi 742 korban jiwa.
“Semoga tahun ini bisa ditekan lagi. Karena itu, kami membatasi angkutan barang melintas pada arus mudik, meminta seluruh pengguna kendaraan melakukan pemeriksaan kendaraan sebelum mudik, mendorong angkutan mudik gratis, dan menaati rambu lalu lintas. Perhatikan juga fisik pengemudi,” tuturnya.
Terkait dengan masih tingginya angka pengguna sepeda motor untuk mudik, Pandu menegaskan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meminimalkan pemudik motor, termasuk menggelar mudik gratis. “Peminat mudik gratis juga semakin banyak. BUMN dan swasta juga banyak yang menggelar mudik gratis,” tuturnya.
Dia melihat ada sejumlah alasan mengapa pemudik yang memilih menggunakan sepeda motor semakin banyak. Salah satu alasan utamanya adalah biaya lebih murah daripada angkutan umum, termasuk bila dibandingkan dengan bus kelas ekonomi.
“Dan yang sulit melarang itu, masih ada anggapan dari masyarakat kita bahwa pulang mudik dengan menggunakan sepeda motor itu adalah lambang keberhasilan. Selain itu dengan membawa pulang motor bisa memudahkan ketika bersilaturahmi di kampung halaman,” tutur Pandu.

Anggota Komisi V DPR Neng Eem Marhamah Zulfah meminta seluruh stakeholder untuk memastikan kesiapan arus mudik tahun ini. Dia melihat kesiapan menyambut mudik Lebaran tahun ini sudah lebih baik.”Kita harus kawal terus. Jangan sampai kasus Brexit terjadi lagi,” tuturnya.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menekankan pentingnya interkoneksi angkutan di daerah tujuan mudik. Banyak pemudik yang menggunakan motor ini salah satunya dipicu belum siapnya angkutan ketika pemudik sampai di daerah tujuan.
“Kami juga meminta kesiapan di titik-titik kerawanan, termasuk kesiapan SPBU dan rest area. Polisi harus tegas menegakkan aturan pelanggaran lalu lintas. Rambu-rambu harus diperbanyak karena tipe orang kita ini cuek,” ucapnya. (Abdul Rochim)
(Dani Jumadil Akhir)