Runtuh, Proyek Jembatan Kali Kuto Dievaluasi
KARANGANYAR - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengevaluasi pembangunan Jembatan Kali Kuto yang runtuh pada Jumat 13 Juli 2018.
Runtuhnya jembatan yang menghubungkan jalan tol di Kabupaten Kendal dan Kabupaten Batang itu diduga terjadi akibat ada getaran dari crane hingga membuat kabel penggantung terpelintir dan putus.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang dikonfirmasi mengatakan, kejadian tersebut bukan disebabkan kesalahan struktural, melainkan kondisi girder yang lepas.
“Jembatan Kali Kuto hari ini diangkat dulu, kemudian girdernya dipasang kembali. Sebetulnya ini hanya lepas. Sampai sekarang evaluasinya hanya itu,” ungkap Basuki saat mengunjungi Ben dungan Gondang di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Basuki menambahkan, selain evaluasi Kementerian Teknis PUPR, investigasi juga dilakukan Komisi Keamanan Jalan dan Jembatan. “Termasuk Komisi Keselamatan juga akan mengevaluasi. Yang jelas kami bukan menutup-nutupi sebab itu hanya kecelakaan kecil di mana enam girder sudah terpasang dari sepuluh girder yang direncanakan,” ungkapnya.
Penyelesaian pekerjaan Jembatan Kali Kuto tetap menjadi tanggung jawab kontraktor dalam hal ini PT Waskita Karya.
“Mudah-mudahan hari ini sudah diangkat lagi. Paling molor waktunya seminggu ini dan kita pastikan tidak ada masalah dan pembangunannya tetap berjalan,” ucapnya.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Ahli Konstruksi Indonesia (Inkindo) Nugroho Pudjo Rahardjo mengatakan, pemerintah harus ketat dalam mengawasi pembangunan infrastruktur yang dibebankan kepada kalangan konsultan pengawas. Menurutnya, setiap kali pekerjaan konstruksi dilakukan harus ada standar yang jelas terkait pengaturan jam kerja. (Ichsan Amin)
(Dani Jumadil Akhir)
