Kemudian dana senilai Rp526,68 miliar akan dialokasikan PBRX untuk berinvestasi di sektor hulu maupun hilir guna memperluas posisi perseroan di bidangnya, melalui tambahan penyertaan pada entitas anak. Sebagai informasi, di kuartal pertama 2018, PT Pan Brothers Tbk mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 7,1% menjadi USD107,4 juta dari USD100,2 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Anne Patricia Sutanto, Wakil Presiden Direktur PT Pan Brohters Tbk pernah bilang, pelemahan kurs rupiah memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Hal tersebut dikarenakan pasar dari perusahaan yang fokus pada ekspor. Disebutkan, dari penjualan sebesar USD107,4 juta, pasar ekspor menyumbang pendapatan sebesar USD98,4 juta. Sedangkan untuk laba bersih, perusahaan mengalami penurunan 84,4% menjadi USD340.235 dari sebelumnya USD2,1 juta.
Produk Pan Brothers sebagian besar dikirim ke negara-negara Asia dengan porsi sebesar 56%, diikuti negara-negara di Amerika sebesar 26%, dan sisanya ke negara-negara di Eropa. Dirinya menjelaskan, hal tersebut dikarenakan produksi sudah dilakukan untuk pengiriman yang dilakukan pada bulan April-Juli,”Kuartal I memang selalu lebih besar untuk beban. Hal itu dikarenakan kami sudah mengeluarkan biaya untuk pengiriman April-Juli, tetapi kami belum mendapatkan bayaran sehingga terlihat PPh besar,” ujarnya.
Sampai akhir tahun, perusahaan menargetkan penjualan perusahaan tumbuh 15% dari realisasi tahun lalu sebesar USD549,3 juta. Sedangkan untuk laba bersih juga ditargetkan tumbuh 15% sebagai bentuk stabilitas. Perseroan menunda rencana pembangunan pabrik untuk produksi synthetic woven untuk mengurangi impor bahan baku.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)