JAKARTA – Terendusnya tiga perusahaan melakukan indikasi saham gorengan, menjadi pelajaran bagi investor pemula untuk lebih bijak dan berhati-hati dalam berinvestasi di pasar modal. Kata analis pasar modal dari Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji menyarankan, investor pemula agar menghindari jenis saham gorengan karena dapat membuat rugi nilai investasi.”Pergerakan saham gorengan mudah naik dan turun, tentunya akan menyulitkan bagi investor pemula," ujarnya di Jakarta.
Dia mengatakan, saham gorengan memiliki pergerakan yang tidak wajar dan harganya mudah berubah karena relatif murah, sehingga mudah dipermainkan oleh investor dengan modal besar.”Biasanya, investor pemula akan tergiur masuk ke suatu saham yang harganya tiba-tiba naik. Padahal, bisa saja saham itu sedang 'digoreng' oleh pemodal besar," jelasnya.
Saham gorengan, lanjut dia, biasanya juga bergerak secara tiba-tiba dengan volume transaksi yang mendadak besar dibandingkan biasanya sehingga menjadi sulit untuk terdeteksi oleh analisis teknikal."Jika menemukan saham yang bergerak seperti itu maka investor perlu waspada," katanya.
Muhammad Nafan Aji menyarankan investor agar memilih saham berbasis kinerja fundamental, misalnya kinerja keuangannya seperti laba bersih, pendapatan serta return on asset (ROA), return on equity (ROE). Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai sejumlah saham yang terindikasi masuk dalam kategori saham gorengan. Saham-saham itu bergerak di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA).