Pratikno kemudian merumuskan bahwa permasalahan yang terjadi di Indonesia adalah akses menuju teknologi dan bahan yang berkualitas.
“Teknologi sudah ada di Indonesia, tapi para petani di daerah tidak memiliki akses ke sana,” ungkapnya.
Hal itu terjadi, jelas Pratikno, akibat kondisi sosio ekonomi masyarakat Indonesia yang plural. Ia mengungkapkan bahwa ketimpangan kelas sosial di Indonesia terlampau tinggi. “Makanya, isunya disini bukan lagi availability, melainkan accessability,” tegasnya.
Pratikno menerangkan bahwa sesuatu yang diperlukan Indonesia adalah mendorong petani lokal agar lebih mandiri untuk memenuhi kebutuhannya. Dia kemudian menunjuk para peserta di auditorium ketika menyebutkan siapa yang berperan dalam mensosialisasikan hal itu.