Liu juga telah mulai mencoba untuk memasuki toko fisik dan dia berbicara secara terbuka tentang tujuan jangka panjangnya untuk memperluas secara internasional, meskipun serangannya di luar negeri sejauh ini sebagian besar terbatas di Thailand, Indonesia dan Vietnam.
Liu saat ini sudah memusatkan perhatiannya pada konsumen Eropa dan AS, dan dia melakukan investasi besar dalam infrastruktur yang dibutuhkan untuk memasok jutaan pelanggan di seluruh dunia.
Harga saham JD sempat mencapai rekor tertinggi pada bulan Januari dan langsung jatuh setelah gagal memberikan laba setahun penuh yang sudah diperkirakan banyak analis. Pada kuartal Juni saja, perusahaan mengalami kerugian bersih sebesar 2,2 miliar yuan atau Rp4,7 triliun.
(Dani Jumadil Akhir)