Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rebut Pasar AS, Ekspor Tekstil Indonesia Ditargetkan Naik Jadi USD30 Miliar

Koran SINDO , Jurnalis-Minggu, 16 September 2018 |13:34 WIB
Rebut Pasar AS, Ekspor Tekstil Indonesia Ditargetkan Naik Jadi USD30 Miliar
Ilustrasi: Foto Okezone
A
A
A

BANDUNG - Pemerintah Indonesia menargetkan ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sebesar USD30 miliar pada 2025.

Pelaku usaha pun tengah mengkaji roadmap (peta jalan) untuk mengejar target tersebut. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan ekspor TPT tahun ini bisa meningkat 8% dari tahun lalu.

Salah satu strateginya dengan merebut pangsa pasar Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya mayoritas dipasok oleh China. Menurut Enggar, di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global dan adanya perang dagang antara AS dan China, tentunya berpengaruh terhadap industri TPT.

 Pemerintah Indonesia menargetkan ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sebesar USD30 miliar

Namun demikian, perang dagang tersebut juga membuka peluang pasar bagi ekspor Indonesia di pasar global.

”Indonesia sudah seharusnya bisa memanfaatkan peluang yang ada, setidaknya mengambil hampir 38% atas pangsa ekspor TPT asal China ke AS,” ujarnya di sela-sela Dialog Tekstil Nasional dengan Tema ’Peningkatan Devisa Indonesia Melalui Produk TPT Nasional’ di Bandung, Jawa Barat.

Enggar mengungkapkan, peluang ekspor Indonesia sangat besar. Di sisi lain, masih ada peluang besar juga untuk investasi di sektor TPT, terutama guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Terkait hal ini, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) tengah menyusunroad map agar kedua peluang tersebut dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

”Mereka akan menyampaikan ke pemerintah, fasilitas apa yang dibutuhkan, iklim usaha seperti apa yang diinginkan untuk bisa mencapai target ekspor kita meningkat USD30 miliar ditambah kebutuhan di dalam negeri juga dipenuhi,” kata Enggar.

Enggar melanjutkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan pelaku usaha. ”Saya tidak akan sendiri.

 Defisit Neraca Perdagangan

Ada Menteri Perindustrian, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, itu kami sangat mendukung,” tuturnya. Di sisi lain, Enggar juga meminta pelaku usaha industri TPT bisa memenuhi kebutuhan domestik yang sangat besar.

Saat ini, baru 30% kebutuhan dalam negeri yang dipenuhi oleh industri. Sisanya diimpor, termasuk dari China. ”Kebutuhan domestik begitu besar yang belum semua diisi oleh industri dalam negeri. Ada peluang bisnis berinvestasi,” ungkapnya.

Ketua Umum API Ade Sudrajat mengatakan, potensi produksi TPT nasional masih bisa ditingkatkan. Dari kapasitas terpasang, persentase utilisasinya masih rendah sehingga industri ini masih bisa dioptimalkan untuk kinerja perdagangannya.

”Diperlukan dukungan kebijakan dan peraturan pada perdagangannya. Dalam road mappeningkatan ekspor industri TPT ini membahas iklim usaha di dalam negeri, memperluas akses pasar, serta peningkatan sumber daya manusia (SDM),” ujarnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement