JAKARTA – Sampai dengan akhir tahun 2018, PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) menargetkan penjualan ekspor udang olahan mencapai 9.000 ton dengan nilai sekitar USD100 juta. Wakil Direktur Utama Central Proteina Prima, Saleh menyampaikan, fluktuasi rupiah terhadap dolar AS memengaruhi biaya impor komoditas bahan baku pakan budidaya perikanan.
Oleh karena itu, perusahaan berupaya memacu penjualan ekspor untuk mengurangi tekanan nilai tukar. “Kami akan menggenjot ekspor sampai akhir 2018, terutama produk udang olahan,”ujarnya di Jakata, seperti dikuti Harian Neraca, Jumat (21/9/2018).
Pada 2017, penjualan neto mencapai Rp6,57 triliun dengan komposisi ekspor sebesar 15%. Penjualan ke luar negeri didominasi produk udang olahan, sedangkan pakan perikanan baru berkontribusi di bawah 1%. Saat itu, penjualan udang olahan berkisar 6.000 ton dengan nilai USD60-USD70 juta. Pada tahun ini, ditargetkan ekspor udang olahan meningkat menjadi 8.000-9.000 ton dengan estimasi nilai pemasaran USD90 juta-USD100 juta.

Per Juni 2018, pendapatan dari produk tersebut mencapai Rp705,07 miliar, naik 32,57% year-on-year (yoy) dari semester I/2017 sebesar Rp531,86 miliar dengan volume penjualan sekitar 6.500 ton. Pemasaran didorong oleh ekspor ke pasar Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Saleh menuturkan, peningkatan ekspor diharapkan mendorong kinerja keuangan pada 2018. Tahun ini, perseroan membidik pendapatan Rp7,5 triliun dan Earnings before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) Rp500 miliar-Rp600 miliar.