Sebelumnya, ekonom memprediksi kenaikan suku bunga acuan ini sebagai respons BI dari kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR).
Untuk diketahui, The Fed telah menaikkan suku bunga jangka pendek sebesar 0,25% di bulan September 2018, menjadi 2%-2,25% dari sebelumnya 1,75%-2%. Ini merupakan kenaikan suku bunga ketiga yang dilakukan Bank Sentral AS.
Baca Juga: Fed Rate Naik, Sri Mulyani: Perekonomian RI Cukup Fleksibel
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan, kenaikan suku bunga acuan BI diperlukan untuk mendorong attractiveness dari pasar keuangan domestik. Selain itu juga menekan pelebaran defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang didorong oleh peningkatan aktivitas ekonomi domestik.