Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jadi Korban Vandalisme, MRT Jakarta Bentuk Divisi Khusus Keamanan

Giri Hartomo , Jurnalis-Kamis, 27 September 2018 |14:21 WIB
Jadi Korban Vandalisme, MRT Jakarta Bentuk Divisi Khusus Keamanan
Dirut MRT Jakarta William (Foto: Giri)
A
A
A

JAKARTA - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta memperketat penjagaan depo kereta Lebak Bulus, pasca aksi vandalisme yang menyasar rangkaian kereta MRT beberapa waktu lalu.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, salah satu upaya pengetatan pengawasan dengan membentuk satu divisi baru yang dikhususkan untuk pengamanan. Ketika dahulu divisi pengamanan ini digabungkan dengan divisi safety, namun akibat kejadian ini divisi tersebut akan dipisahkan.

Divisi ini nantinya akan ditempatkan di titik-titik vital. Seperti di depo kereta di Lebak Bulus, kemudian juga divisi ini akan ditempatkan di stasiun-stasiun MRT Jakarta dari Lebak Bulus hingga Bunderan HI.

Baca Juga: Kereta Dicoret-coret, MRT Jakarta: Tanggung Jawab Kontraktor

"Sekarang ada divisi khusus untuk security tadinya gabung dengan safety," ujarnya dalam acara paparan di Plaza UOB, Jakarta, Kamis (27/9/2018).

Selain itu, lanjut William, pihaknya juga meminta kepada pihak kontraktor untuk menambah jumlah CCTV di depo dan stasiun MRT Jakarta. Tujuannya adalah untuk lebih mudah mengawasi aktivitas orang yang masuk disekitar dan berada di wilayah MRT Jakarta.

"Kita akan minta kepada kontraktor, menambah CCTV kedua menambah keamanan," ucapnya.

Baca Juga: Sempat Tertunda karena Asian Games, Ini Kabar Terbaru dari Proyek MRT Jakarta

Di sisi lain, William juga meminta kepada pihak kontraktor untuk meninggikan tembok di depo dan juga dipasang oleh kawat berduri. Tujuannya adalah agar tidak ada lagi masyarakat yang memanjat pagar untuk melakukan pengurasakan.

"Meminta pada kontraktor agar tembok ditinggikan diberi kawat berduri," jelasnya.

Sebagai informasi, ada beberapa kontraktor yang mengerjakan proyek MRT Jakarta dari Lebak Bulus menuju Bundaran HI. Pertama adalah Tokyu - Wijaya Karya Joint Operation (TWJO) untuk depo Lebak Bulus, Fatmawati dan Cipete.

Kemudian yang kedua adalah Obayashi -Shimizu - Jaya Konstruksi (OSJ) untuk Stasiun Haji Nawi, Blok A, Blok Mahakam dan Sisingamangaraja. Kemudian ada Shimizu -Obayashi - Wijaya Karya -Jaya Konstruksi Join Ventura (SOWJ JV) untuk area transisi, Senayan Istora, Bendungan Hilir dan Setiabudi.

Dan terakhir adalah Sumitomo - Mitsui - Hutama Karya Join Operation (SMCC - HK JO), Mitsui & Co - Tokyo Engineering Coorporation - Kobe Steel Ltd, Inti Karya Persada Tehnik (Metro One Consortium) untuk sistem Perekeretapian dan pekerjaan rel.

(Feb)

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement