Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

IPO, Super Energy Dilepas Rp155 per Saham

IPO, Super Energy Dilepas Rp155 per Saham
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Di tengah beberapa perusahaan yang menunda rencana penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) akibat kondisi pasar yang dinilai belum kondusif, rupanya tidak membuat rencana PT Super Energy Tbk untuk IPO juga mundur. Perseroan bahkan telah menetapkan harga IPO sebesar Rp155 per saham. Angka ini berada di tengah kisaran awal harga IPO antara Rp150-Rp 160 per saham. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta.

Super Energy menawarkan 240 juta saham ke publik. Dengan demikian, perseroan akan mengantongi dana sekitar Rp37,2 miliar melalui hajatan ini. Rencananya dana hasil hajatan ini akan digunakan untuk melunasi utang kepada penyuplai dan rekanan kerja lain. Masa penawaran umum dilakukan pada tanggal 27 September 2018, selanjutnya pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada tanggal Oktober 2018.

Baca Juga: Ekonomi Stabil, Minat Perusahaan untuk IPO Tetap Tinggi

Sementara tanggal penjatahan jatuh pada tanggal 1 Oktober 2018, dengan pengembalian uang pemesanan serta distribusi saham secara elektronik pada 2 Oktober 2018. Super Energy menunjuk PT Erdikha Elit Sekuritas, PT Ekuator Swarna Sekuritas, PT Panin Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.Bersamaan dengan penerbitan saham baru, Super Energy juga merilis 297,5 juta saham baru dalam rangka pelaksanaan konversi mandatory convertible bond (MCB) senilai Rp46,124 miliar.

Sekretaris Direktur PT Super Energy Tbk, S Hedianti pernah bilang, hasil dari penjualan saham tersebut akan dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis perseroan. “Kita punya beberapa pabrik di Jawa Timur seperti di Tuban dan Gresik. Dana tersebut akan kami manfaatkan untuk pengembangan pabrik,” ungkapnya, dikutip dari Harian Neraca, Kamis (28/9/2018).

Baca Juga: Lepas 22,57% Saham, Darmi Bersaudara Bidik Dana IPO Rp22 Miliar

Dirinya juga menambahkan, perseroan telah menyiapkan strategi yaitu meningkatkan jumlah pasokan gas suar, meningkatkan jumlah output dari produksi kilang Super Energy Tbk, memperkuat citra korporasi dan memperkuat sistem monitoring untuk memacu kinerja keuangan lebih baik lagi. Pasalnya, dalam laporan keuangan prospektus awal pendapatan pada 31 Maret 2017 capai Rp77 miliar. Nilai ini turun pada 31 Maret 2018 sebesar Rp63,2 miliar.

Tak hanya pendapatan, laba yang diperoleh pun masih negatif. Tercatat laba pada 31 Maret 2017 sebesar Rp14,63 miliar. Capaian ini turun pada 31 Maret 2018 yang sebesar Rp11,58 miliar. PT Super Energy merupakan perusahaan swasta nasional berada di bawah Super Capital Indonesia Group. Didirikan pada 2011, saat ini memiliki dua entitas anak yang bergerak di bidang pengolahan gas suar dan distribusi CNG. Gas suar adalah gas yang dihasilkan oleh kegiatan eksplorasi dan produksi atau pengolahan minyak atau gas bumi yang dibakar karena tidak dapat ditangani oleh fasilitas produksi atau pengolahan yang tersedia sehingga belum termanfaatkan.

Di samping itu, perseroan menjalankan kegiatan usahanya sebagai pengolahan gas suar menjadi LPG, kondensat dan lean gas yang berkapasitas 20 MMSCFD.

(Feb)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement