PALU - Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu merupakan salah satu akses atau pintu masuk bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas di Provinsi Sulawesi Tengah. Bahkan bandara tersebut sangat berperan sebagai akses bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan ke Provinsi Sulawesi Barat, seperti ke Kabupaten Pasangkayu maupun ke Kabupaten Mamuju Tengah.
Bandara Palu semula merupakan tempat yang strategis bagi masyarakat untuk berwisata menikmati keindahan alam di Provinsi Sulawesi. Seperti bandara tersebut berjarak 2 kilometer (Km), dari pusat kota Palu. Bahkan untuk menuju tempat wisata seperti pantai Tanjung Karang Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah berjarak 30 kilometer (Km) atau sekitar satu jam perjalanan.
"Banyak pejabat-pejabat di perbatasan Provinsi Sulawesi Tengah selalu menggunakan bandara Palu untuk melakukan rapat, karena bandara Palu jaraknya dekat dengan tempat bekerja pejabat itu," kata salah satu warga, Samsul kepada Okezone, di Palu, Senin (1/10/2018).
Namun, bandara yang menjadi kebanggaan masyarakat provinsi Sulawesi Tengah khususnya Palu itu, terdampak gempa bumi pada September 2018.
Bahkan petugas Air Traffic Controller (ATC) AirNav Indonesia cabang Palu, bernama Anthonius Gunawan Agung meninggal akibat gempa tersebut.
Pantauan Okezone, terlihat bandara Palu sebagian bangunnya runtuh oleh gempa. Banyak dingin-dinding bangunan runtuh, serta Air Traffic Controller (ATC) bandara pun roboh yang menyebabkan aktivitas penerbangan sempat terhenti.
Saat ini bandara tersebut sudah bisa digunakan oleh masyarakat yang akan keluar masuk ke provinsi Sulawesi Tengah. Walaupun hanya bisa melayani penerbangan pesawat kecil untuk mendarat. Sementara pesawat besar tidak bisa landing di lokasi tersebut.
Semenjak, gempa Palu itu banyak masyarakat yang ingin bertolak dari ibu kota provinsi Sulawesi Tengah tersebut. Hingga banyak sebagian masyarakat yang mendirikan posko atau tenda di sekitar bandara itu.
Sedangkan masyarakat yang akan ke Palu pasca-gempa bumi itu juga sangat banyak. Itu terlihat di bandara lama Sultan Hasanuddin Makassar banyak yang mendaftar untuk pergi ke Palu, dari pihak keluarga korban maupun relawan.
Kini, bandara Palu sangat dibutuhkan oleh ribuan masyarakat yang akan keluar masuk ibu kota provinsi Sulawesi Tengah itu. Bahkan banyak yang berharap, agar bandara Palu bisa digunakan semaksimal mungkin.
"Saya ingin pemerintah bertindak cepat untuk bisa membangun kembali bandara Palu. Dan bisa digunakan optimal seperti biasa, tidak seperti ini, yang hanya bisa mengangkut masyarakat terbatas," ungkapnya.
(Dani Jumadil Akhir)