Sedangkan negara Filipina yang mengalami depresiasi lebih rendah dari Indonesia, menurut Perry, didorong transaksi berjalan yang baru tahun ini defisit. "Filipina tahun lalu surplus (transaksi berjalan), baru-baru sekarang defisit. Defisitnya bahkan kecil, hampir nol," imbuhnya.
Sedangkan untuk tingkat volatilitas Rupiah, tercatat sebesar 7,3%, sedangkan mata uang India mencapai 7,7%. "Jadi kalau dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, suhu panas (depresiasi Rupiah), itu relatif terjaga," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)