Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Produksi Padi Terancam Turun 39,3% selama Musim Kemarau

Produksi Padi Terancam Turun 39,3% selama Musim Kemarau
Ilustrasi Petani (Foto: Koran Sindo)
A
A
A

JAKARTA – Studi Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) menunjukkan sebagian dari 14 kabupaten sentra padi nasional mengalami penurunan produksi hingga 39,3% akibat kemarau panjang. "Kalau basah biasanya produksi padi meningkat. Kalau kering, biasanya produksi padi menurun," kata Ketua AB2TI Dwi Andreas dalam informasi yang dihimpun di Jakarta, dikutip dari Harian Neraca, Jumat (5/10/2018).

Turunnya produksi pada musim kemarau sejatinya bukan hanya terjadi di tahun ini. Setidaknya berdasarkan pengamatan AB2TI selama delapan tahun terakhir, memang selalu terjadi penurunan produksi padi tiap kali musim kemarau menerjang.

Baca Juga: Produksi Meningkat, Nilai Tukar Petani Naik Tipis 0,59%

Apabila kemarau panjang terus terjadi, Andreas menyatakan musim tanam padi pun akan mundur dibandingkan waktu normal. Untuk diketahui, biasanya siklus tanam di musim hujan dimulai pada bulan Oktober hingga Desember. Namun dengan kondisi kemarau tahun ini, dimulainya musim tanam bisa mundur sebulan menjadi November. Ini tentunya akan membuat panen padi menjadi terlambat dibandingkan waktu normal. Pada akhirnya, stok beras nasional akan berkurang untuk menutupi produksi yang telat. "Kalau musim tanamnya mundur artinya, katakanlah kalau mundur satu bulan, berarti kan stok yang ada akan terkuras 2,5 juta ton lagi," ujarnya.

Kaki dan Tangan Berlumur Lumpur, Petani Jambi saat Aktivitas Tanam Padi 

Kemarau panjang yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia telah menyebabkan dampak kekeringan bagi kebutuhan air bersih masyarakat maupun kebutuhan air bagi tanaman petani, khususnya tanaman pangan seperti padi dan jagung. Sentra pangan Indonesia yang tersebar di beberapa provinsi pun tak luput dari ancaman paceklik ini.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan meskipun kondisi musim kemarau masih terbilang normal, akan tetapi bencana kekeringan tetap melanda beberapa tempat di wilayah Indonesia.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement